Kemarahan muncul karena adanya ketakutan. Di balik kemarahan, ada
rasa takut, walaupun orang yang sedang marah nampak kuat dan mampu
mengontrol emosi. Contohnya: seorang ibu marah pada anaknya yang
berlarian di mall, karena ia takut bila anaknya tersesat, hilang, atau
malah diculik.
Hubungan antara kemarahan dengan ketakutan
Ketika
Anda mendapati diri Anda sedang marah, cobalah bertanya pada diri
sendiri, apa yang Anda takutkan. Jika Anda sedang berteriak di jalan
kepada pengendara lainnya yang sembrono, bisa saja itu terjadi karena
Anda takut terjadi apa-apa pada mobil Anda. Bila Anda marah pada pegawai
Anda yang malas, itu mungkin saja karena Anda takut kalau kinerja
perusahaan Anda akan jadi buruk, atau manajer Anda akan menilai bahwa
Andalah yang berkinerja buruk. Bila Anda marah pada seseorang yang
"mengerjai" Anda, mungkin karena Anda takut akan penilaian orang lain
terhadap Anda menjadi turun.
Kemarahan dan depresi
Salah
satu faktor utama depresi adalah "kemarahan yang ditekan". Jika hak-hak
Anda yang dilecehkan dan Anda tidak mengambil tindakan dengan cara yang
layak/ menyalurkan kemarahan dengan benar, maka depresi akan
menghampiri. Orang-orang yang berhasil menyalurkan kemarahan dengan
baik, kecil kemungkinannya akan mengalami depresi.
Manajemen/ pengendalian kemarahan
Mengendalikan
kemarahantidak sekedar mengatur pernapasan atau menghitung dari 1 -10,
apalagi memang Anda tidak terlatih untuk itu, maka Anda hanya akan
membuang waktu saja dengan teknik yang tidak cocok. Mengendalikan
kemarahan itu yang penting adalah belajar bagaimana mengontrol ketakutan
Anda.
Jika Anda menemukan seseorang sedang marah dan
berteriak, cobalah untuk memahami alasan di balik kemarahannya, sehingga
Anda dapat menenangkannya. Contohnya: jika bos Anda mengatakan, "Kamu
kok sering telat", jangan dijawab, "Saya mengerti, kalau Bapak khawatir
orang-orang akan mengira Anda itu manager yang tidak becus"
(gilaaa....berani amat ada pegawai ngomong gini? :p ). Tapi, lebih baik
mengatakan, "Maaf, saya tahu bahwa ini akan berimbas pada penilaian
hasil kerja saya. Saya berjanji akan datang tepat waktu besok". Cara
mengomunikasikan ini lebih baik daripada berteriak pada si bos dan
bilang bahwa ia sangat bossy. Cobalah untuk memahami ketakutannya dan
menenangkannya, maka ia akan jadi "jinak" dalam beberapa menit :)
Kesimpulan:
Kemarahan
kadang disebabkan oleh ketakutan. Kendalikan ketakutan Anda dan Anda
akan mampu mengendalikan kemarahan Anda tanpa terlalu bersusah payah.