Selasa, 22 April 2014

Kemarahan dan Ketakutan

Kemarahan muncul karena adanya ketakutan. Di balik kemarahan, ada rasa takut, walaupun orang yang sedang marah nampak kuat dan mampu mengontrol emosi. Contohnya: seorang ibu marah pada anaknya yang berlarian di mall, karena ia takut bila anaknya tersesat, hilang, atau malah diculik.

Hubungan antara kemarahan dengan ketakutan
Ketika Anda mendapati diri Anda sedang marah, cobalah bertanya pada diri sendiri, apa yang Anda takutkan. Jika Anda sedang berteriak di jalan kepada pengendara lainnya yang sembrono, bisa saja itu terjadi karena Anda takut terjadi apa-apa pada mobil Anda. Bila Anda marah pada pegawai Anda yang malas, itu mungkin saja karena Anda takut kalau kinerja perusahaan Anda akan jadi buruk, atau manajer Anda akan menilai bahwa Andalah yang berkinerja buruk. Bila Anda marah pada seseorang yang "mengerjai" Anda, mungkin karena Anda takut akan penilaian orang lain terhadap Anda menjadi turun.


Kemarahan dan depresi
Salah satu faktor utama depresi adalah "kemarahan yang ditekan". Jika hak-hak Anda yang dilecehkan dan Anda tidak mengambil tindakan dengan cara yang layak/ menyalurkan kemarahan dengan benar, maka depresi akan menghampiri. Orang-orang yang berhasil menyalurkan kemarahan dengan baik, kecil kemungkinannya akan mengalami depresi.

Manajemen/ pengendalian kemarahan
Mengendalikan kemarahantidak sekedar mengatur pernapasan atau menghitung dari 1 -10, apalagi memang Anda tidak terlatih untuk itu, maka Anda hanya akan membuang waktu saja dengan teknik yang tidak cocok. Mengendalikan kemarahan itu yang penting adalah belajar bagaimana mengontrol ketakutan Anda.

Jika Anda menemukan seseorang sedang marah dan berteriak, cobalah untuk memahami alasan di balik kemarahannya, sehingga Anda dapat menenangkannya. Contohnya: jika bos Anda mengatakan, "Kamu kok sering telat", jangan dijawab, "Saya mengerti, kalau Bapak khawatir orang-orang akan mengira Anda itu manager yang tidak becus" (gilaaa....berani amat ada pegawai ngomong gini? :p ). Tapi, lebih baik mengatakan, "Maaf, saya tahu bahwa ini akan berimbas pada penilaian hasil kerja saya. Saya berjanji akan datang tepat waktu besok". Cara mengomunikasikan ini lebih baik daripada berteriak pada si bos dan bilang bahwa ia sangat bossy. Cobalah untuk memahami ketakutannya dan menenangkannya, maka ia akan jadi "jinak" dalam beberapa menit :)

Kesimpulan:
Kemarahan kadang disebabkan oleh ketakutan. Kendalikan ketakutan Anda dan Anda akan mampu mengendalikan kemarahan Anda tanpa terlalu bersusah payah.

0 komentar:

Posting Komentar