Selasa, 22 April 2014

Kekasih Impian

Aku manusia biasa..
Aku masih butuh cinta..
Yang tidak hanya sebatas raga..
Namun seluruh jiwa..

Ku mendamba kekasih hati..
Yang memancarkan sinaran Illahi..
Untuk ku jadikan sandaran hati..
Dari hidup hingga aku mati..

Kekasih yang selalu ada..
Dalam suka maupun duka..
Kekasih yang mau memberi..
Tanpa berharap untuk kembali..

Kekasih yang selalu trjaga..
Saat lelah hati melanda..
Kekasih yang selalu tersenyum..,,,
Saat bunga asa tak lagi ranum..,,.

Arti Sahabat

Kekasihku

Tulus cintamu luluhkan hatiku
Memaksaku menghapus semua raguku padamu
Dan biarkanku rasakan hangat cintamu

Oh sayangku ,
Kemarilah….
Ajak aku terbang bersama sayap-sayap cintamu
dan rangkul aku dalam setiamu
Karena di hidupku hanya engkau yang ku mau

Kan ku belai wajahmu dengan kasihku
Kan ku jaga cintamu dalam hatiku
Kan ku peluk erat dirimu dalam penjagaanku
Karena kau anugerah yang akan selalu ku jaga

Setiap langkahku tertuju padamu
Setiap hariku memikirkanmu
dan di hatikulah tempatmu bernafas slalu..

Arti Sahabat

Cinta Itu Ikhlas

cinta bagaikan air laut yang mengisi sebagian isi bumi…
memberi banyak kehidupan..
membuat orang ingin tahu..
dan tiap orang pasti mengalami cinta..

cinta itu keikhlasan..
cinta itu kemauan..
cinta itu saling mengerti..
cinta itu indah jika kita bisa menempatkannya pada tempat terbaik dalam hati..jadikan cinta itu indah dihatimu..
karena cinta bisa seindah yang kau mau..

 
 Arti Sahabat

Terlalu Bodohkah ?

Mengapa aku mau ?
Sungguh aku tak tau
Kau duakan cintaku
Ada cinta yang lain di hatimu

Terlalu bodohkah aku ?
Atau aku terlalu mencintaimu
Takut kehilanganmu
Tak mampu berpisah darimu

Apakah ini ketulusanku ?
Apa mungkin aku dibutakan cintamu?
Hingga mau kau bagi cintamu
Rela menahan perasaanku


Harus bagaimanah aku ?
Haruskah mengalah diriku ?
Sedangkan hati masih ada rindu
Memasung sukmaku
Ah.... bingung hatiku

Ya Allah Ya Tuhanku
Tunjukan jalan-Mu
Kuatkan imanku
Agar ku tak terperangkap
cintaku..

Arti Sahabat

Andai Saja Dirimu Tahu

Bahwa hatiku tak pernah berhenti.
Mencintaimu,,
Menyayangimu,,
Karena namamu yang terindah dihatiku.

Aku tahu bukan salahmu.
Tapi salahku tak mampu membuatmu bahagia.
Aku tak menyesal dirimu meninggalkanku.
Hanya sesalku kenapa tak mampu buatmu bertahan disisiku.

Kemarin kita masih bersama.
Hari ini kita telah berpisah.
Aku tahu ini takdir.
Hanya bisa ku ucapkan pergilah bila itu maumu.

Andai saja kau tahu.
Berat aku melepaskanmu.
Tapi untuk apa kupertahankan yang tidak mencintai lagi.
Biar hari ini menuai airmata tapi esok kan kutanam senyum.

Arti Sahabat

Terlalu Indah Dilupakan

Memang kisah kita sudah berakhir.
Cerita cinta kita sudah selesai.
Tapi cintamu masih membekas.
Namamu masih indah dalam ruang hatiku.

Terlalu indah kenangan itu.
Begitu sempurna kau untukku.
Tak akan mungkin kulupakan.
Tak akan pernah ada benci bersemayam.

Karena aku masih mencintaimu.
Dan cintakupun tidak mengajarkan kebencian.
Aku ingin ikhlas menerima dan memberi.
Berjalan apa adanya sesuai keinginan hati.

Pergilah cintaku...
Pergilah kekasihku...
Doaku ikut menyertai.
Pintaku jangan lupakan aku yang pernah memberimu bahagia...

Arti Sahabat

Kemarahan dan Ketakutan

Kemarahan muncul karena adanya ketakutan. Di balik kemarahan, ada rasa takut, walaupun orang yang sedang marah nampak kuat dan mampu mengontrol emosi. Contohnya: seorang ibu marah pada anaknya yang berlarian di mall, karena ia takut bila anaknya tersesat, hilang, atau malah diculik.

Hubungan antara kemarahan dengan ketakutan
Ketika Anda mendapati diri Anda sedang marah, cobalah bertanya pada diri sendiri, apa yang Anda takutkan. Jika Anda sedang berteriak di jalan kepada pengendara lainnya yang sembrono, bisa saja itu terjadi karena Anda takut terjadi apa-apa pada mobil Anda. Bila Anda marah pada pegawai Anda yang malas, itu mungkin saja karena Anda takut kalau kinerja perusahaan Anda akan jadi buruk, atau manajer Anda akan menilai bahwa Andalah yang berkinerja buruk. Bila Anda marah pada seseorang yang "mengerjai" Anda, mungkin karena Anda takut akan penilaian orang lain terhadap Anda menjadi turun.


Kemarahan dan depresi
Salah satu faktor utama depresi adalah "kemarahan yang ditekan". Jika hak-hak Anda yang dilecehkan dan Anda tidak mengambil tindakan dengan cara yang layak/ menyalurkan kemarahan dengan benar, maka depresi akan menghampiri. Orang-orang yang berhasil menyalurkan kemarahan dengan baik, kecil kemungkinannya akan mengalami depresi.

Manajemen/ pengendalian kemarahan
Mengendalikan kemarahantidak sekedar mengatur pernapasan atau menghitung dari 1 -10, apalagi memang Anda tidak terlatih untuk itu, maka Anda hanya akan membuang waktu saja dengan teknik yang tidak cocok. Mengendalikan kemarahan itu yang penting adalah belajar bagaimana mengontrol ketakutan Anda.

Jika Anda menemukan seseorang sedang marah dan berteriak, cobalah untuk memahami alasan di balik kemarahannya, sehingga Anda dapat menenangkannya. Contohnya: jika bos Anda mengatakan, "Kamu kok sering telat", jangan dijawab, "Saya mengerti, kalau Bapak khawatir orang-orang akan mengira Anda itu manager yang tidak becus" (gilaaa....berani amat ada pegawai ngomong gini? :p ). Tapi, lebih baik mengatakan, "Maaf, saya tahu bahwa ini akan berimbas pada penilaian hasil kerja saya. Saya berjanji akan datang tepat waktu besok". Cara mengomunikasikan ini lebih baik daripada berteriak pada si bos dan bilang bahwa ia sangat bossy. Cobalah untuk memahami ketakutannya dan menenangkannya, maka ia akan jadi "jinak" dalam beberapa menit :)

Kesimpulan:
Kemarahan kadang disebabkan oleh ketakutan. Kendalikan ketakutan Anda dan Anda akan mampu mengendalikan kemarahan Anda tanpa terlalu bersusah payah.

Gejala Depresi

Lumongga (2009) menyebutkan bahwa gejala-gejala depresi dapat dilihat dari segi, yaitu gejala dilihat dari segi fisik, psikis dan sosial.
a. Gejala Fisik
Menurut beberapa ahli, gejala depresi yang kelihatan ini mempunyai rentangan dan variasi yang luas sesuai dengan berat ringannya depresi yang dialami. Namun secara fisik besar ada beberapa gejala fisik umum yang relatif mudah dideteksi. Gejala itu seperti:
1) Gangguan pola tidur. Misalnya, sulit tidur, terlalu banyak atau terlalu sedikit todur
2) Menurunnya tingkat aktivitas.Pada umumnya, orang yang mengalami depresi menunjukkan perilaku yang pasif, menyukai kegiatan yang tidak melibatkan orang lain seperti menonton TV, makan, dan tidur.
3) Menurunnya efisiensi kerja. Orang yang terkena depresi akan sulit memfokuskan perhatian atau pikiran pada suatu hal, atau pekerjaan. Sehingga, mereka juga akan sulit memfokuskan energipada hal-hal prioritas. Kebanyakan yang dilakukan justru hal-hal yang tidak efisien dan tidak berguna, seperti misalnya ngemil, melamun, dan merokok terus-menerus
4) Menurunnya produktivitas kerja. Orang yang terkena depresi akan kehilangan sebagian atau seluruh motivasi kerjanya. Sebabnya, ia tidak lagi bias menikmati dan merasakan kepuasan atas apa yang dilakukannya. Ia sudah kehilangan minat dan motivasi untuk melakukan kegiatannya seperti semula.
5) Mudah merasa letih dan sakit. Jelas saja, depresi itu sendiri adalah perasaan negatif. Jika seseorang menyimpan perasaan negatif, maka jelas akan membuat letih karena membebani pikiran dan perasaan, dan ia harus memikulnya di mana saja dan kapan saja, suka tidak suka.
b. Gejala Psikis
Gejala-gejala psikis memiliki tanda-tanda sebagai berikut:
1) Kehilangan rasa percaya diri. Orang yang mengalami depresi cenderung memandang segala sesuatu dari sisi negatif, termasuk menilai diri sendiri.
2) Sensitif. Orang yang mengalami depresi senang sekali mengaitkan segala sesuatu dengan dirinya. Perasaannya sensitif sekali, sehingga sering peristiwa yang netral jadi dipandang dari sudut pandang yang berbeda oleh mereka, bahkan disalahartikan. Akibatnya mereka mudah tersinggung, mudah marah, perasa, curiga akan maksud orang lain, mudah sedih, murung dan suka menyendiri.
3) Merasa diri tidak berguna. Perasaan tidak berguna ini muncul karena mereka merasa menjadi orang yang gagal terutama di bidang atau lingkungan yang seharusnya mereka sukai.
4) Perasaan bersalah. Perasaan bersalah terkadang timbul dalam pemikiran orang yang mengalami depresi. Mereka memandang suatu kejadian yang menimpa dirinya sebagai suatu hukuman atau akibat dari kegagalan mereka melaksanakan tanggung jawab yang seharusnya dikerjakan.
5) Perasaan terbebani. Banyak orang yang menyalahkan orang lain atas kesusahan yang dialaminya. Mereka merasa tebeban berat karena merasa terlalu dibebani tanggung jawab yang berat.(STYLER).

Depresi Pada Remaja

Dalam perkembangan normalpun seorang remaja mempunyai kecenderungan untuk mengalami depresi, Oleh karena itu sangatlah penting untuk membedakan secara jelas dan hati -hati antara depresi yang disebabkan oleh gejolak mood yang normal pada remaja dengan depresi yang patologik. Akibat sulitnya membedakan antara kedua kondisi diatas, membuat depresi pada remaja sering tidak terdiagnosis. Bila tidak ditangani dengan baik, gangguan psikiatrik pada remaja sering kali akan berlanjut sampai masa dewasa.
I. Definisi
Kondisi yang ditandai dengan ketidakmampuan berkonsentrasi, perubahan pola tidur yang parah, menurunnya energi, ketidaknyamanan fisik, mudah tersingung, serta perasaan sedih , kesal dan tidak berdaya yang ekstrim.
Depresi dapat terjadi pada keadaan normal sebagai bagian dalam perjalanan proses kematangan dari emosi sehingga definisi depresi adalah sebagai berikut: (1) pada keadaan  normal merupakan gangguan kemurungan (kesedihan, patah semangat) yang ditandai dengan perasaan tidak pas, menurunnya kegiatan, dan pesimisme menghadapi masa yang akan datang, (2) pada kasus patologis, merupakan ketidakmauan ekstrim untuk mereaksi terhadap rangsang disertai menurunnya nilai diri, delusi ketidakpuasan, tidak mampu, dan putus asa.

II. Klasifikasi depresi 
Menurut DSM IV (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders fourth edition) Gangguan depresi terbagi dalam 3 kategori, yaitu:
  1. Gangguan depresi berat (Mayor depressive disorder).
Didapatkan 5 atau lebih simptom depresi selama 2 minggu. Kriteria terebut adalah: suasana perasaan depresif hampir sepanjang hari yang diakui sendiri oleh subjek ataupun observasi orang lain (pada anak-anak dan remaja perilaku yang biasa muncul adalah mudah terpancing amarahnya), kehilangan interes atau perasaan senang yang sangat signifikan dalam menjalani sebagian besar aktivitas sehari-hari, berat badan turun secara siginifkan tanpa ada progran diet atau justru ada kenaikan berat badan yang drastis, insomnia atau hipersomnia berkelanjuta, agitasi atau retadasi psikomotorik, letih atau kehilangan energi, perasaan tak berharga atau perasaan bersalah yang eksesif, kemampuan berpikir atau konsentrasi yang menurun, pikiran-pikiran mengenai mati, bunuh diri, atau usaha bunuh diri yang muncul berulang kali, distres dan hendaya yang signifikan secara klinis, tidak berhubugan dengan belasungkawa karena kehilangan seseorang.

2.  Gangguan distimik (Dysthymic disorder) adalah suatu bentuk depresi yang lebih kronis tanpa ada bukti suatu episode depresi berat (dahulu disebut depresi neurosis). Kriteria DSM-IV untuk gangguan distimik: perasaan depresi selama beberapa hari, paling sedikit selama 2 tahun (atau 1 tahun pada anak-anak dan remaja); selama depresi, paling tidak ada dua hal berikut yang hadir: tidak nafsu makan atau makan berlebihan, insomnia atau hipersomnia, lemah atau keletihan, self esteem rendah, daya konsentrasi rendah, atau sulit membuat keputusan, perasaan putus asa; selama 2 tahun atau lebih mengalami gangguan, orang itu tanpa gejala-gejala selama 2 bulan; tidak ada episode manik yang terjadi dan kriteria gangguan siklotimia tidak ditemukan; gejala-gejala ini tidak disebabkan oleh efek psikologis langsung darib kondisi obat atau medis; signifikansi klinis distress (hendaya) atau ketidaksempurnaan dalam fungsi.

3.  Gangguan afektif bipolar atau siklotimik (Bipolar affective illness or cyclothymic disorder). Kriteria: kemunculan (atau memiliki riwayat pernah mengalami) sebuah sebuah episode depresi berat atau lebih; kemunculan (atau memiliki riwayat pernah mengalami) paling tidak satu episode hipomania; tidak ada riwayat episode manik penuh atau episode campuran; gejala-gejala suasana perasaan bukan karena skizofrenia atau menjadi gejala yang menutupi gangguan lain seprti skizofrenia; gejala-gejalanya tidak disebabkan oleh efek-efek fisiologis dari substansi tertentu atau kondisi medis secara umum; distres atau hendaya dalam fungsi yang signifikan secara klinis.

Sedangkan menurut Carlson, seperti yang dikutip oleh shafii, membagi depresi pada remaja menjadi tipe primer dan sekunder.  Tipe primer : bila tidak ada gangguan psikiatrik sebelumnya, dan tipe sekunder : bila gangguan yang  sekarang mempunyai hubungan dengan gangguan psikiatrik sebelumnya. Pada gangguan depresi yang sekunder biasanya lebih kacau, lebih agresif, mempunyai lebih banyak kelehan sometik, dan lebih sering terlihat mudah tersinggung, putus asa, mempunyai ide bunuh diri, problem tidur, penurunan prestasi sekolah, harga diri yang rendah , dan tidak patuh.

III. Etiologi
Beberapa faktor yang diduga berpengaruh terhadap etiologi depresi, khususnya pada anak dan remaja adalah:

1.  Faktor genetik
Meskipun penyebab depresi secara pasti tidak dapat ditentukan, faktor genetik mempunyai peran terbesar. Gangguan alam perasaan cenderung terdapat dalam suatu keluarga tertentu. Bila suatu keluarga salah satu orangtuanya menderita depresi, maka anaknya berisiko dua kali lipat dan apabila kedua orangtuanya menderita depresi maka risiko untuk mendapat gangguan alam perasaan sebelum usia 18 tahun menjadi empat kali lipat. Pada kembar monozigot, 76% akan mengalami gangguan afektif sedangkan bila kembar dizigot hanya 19%. Bagaimana proses gen diwariskan, belum diketahui secara pasti. Bahwa kembar monozigot tidak 100% menunjukkan gangguan afektif, kemungkinan ada faktor non-genetik yang turut berperan.

2.  Faktor Sosial
Dilaporkan bahwa orangtua dengan gangguan afektif cenderung akan selalu menganiaya atau menelantarkan anaknya dan tidak mengetahui bahwa anaknya menderita depresi sehingga tidak berusaha untuk mengobatinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status perkawinan orangtua, jumlah sanak saudara, status sosial keluarga, perpisahan orangtua, perceraian, fungsi perkawinan, atau struktur keluarga banyak berperan dalam terjadinya gangguan depresi pada anak. Ibu yang menderita depresi lebih besar pengaruhnya terhadap kemungkinan gangguan psikopatologi anak dibandingkan ayah yang mengalami depresi. Levitan et al (1998) dan Weiss et al (1999) melaporkan adanya hubungan yang signifikan antara riwayat penganiayaan fisik atau seksual dengan depresi, tetapi mekanismenya belum diketahui secara pasti.Diyakini bahwa faktor non-genetik seperti fisik maupun lingkungan merupakan pencetus kemungkinan terjadinya depresi pada anak dengan riwayat genetik.
3.  Faktor Biologis lainnya

Dua hipotesis yang menonjol mengenai mekanisme gangguan alam perasaan terfokus pada: terganggunya regulator sistem monoamin-neurotransmiter, termasuk norepinefrin dan serotonin (5-hidroxytriptamine). Hipotesis lain menyatakan bahwa depresi yang terjadi erat hubungannya dengan perubahan keseimbangan adrenergik-asetilkolin yang ditandai dengan meningkatnya kolinergik, sementara dopamin secara fungsional menurun.

IV. Epidemiologi
Kejadian gangguan depresi pada remaja bervariasi tergantung dari kelompok umur. Kejadian depresi makin meningkat dengan bertambahnya umur anak. Di Amerika didapatkan gejala depresi pada remaja umur 11-13 tahun (remaja awal) lebih ringan secara bermakna dibandingkan dengan gejala depresi pada umur 14 tahun-16 tahun (remaja menengah) dan umur 17-18 tahun (remaja akhir). Prevalensi gangguan depresi pada remaja dengan depresi berat 0,4-6,4%, gangguan distimik 1,6-8% dan gangguan bipolar 1%. Sekitar 40-70% komorbiditas dengan gangguan jiwa lain (penyimpangan perilaku, penyalahgunaan obat, penyimpangan seksual, gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif, anxietas, anoreksia nervosa, problem sekolah). 50% populasi memiliki 2 atau lebih dari dua gangguan jiwa lain. Rasio remaja perempuan dibandingkan laki-laki adalah 2:1.  

V.  Gejala Klinik  
Gejala klinis depresi :
-  Mood disforik ( Labil dan mudah tersinggung ) dan afek depresif. Gejolak mood pada remaja adalah normal, tapi pada kondisi depresi menjadi lebih nyata. Mood yang disforik dan sedih lebih sering tampak. Kecenderungan untuk marah-marah dan perubahan mood meningkat. 
-   Pubertas. Depresi kronis yang dialami sejak masa remaja awal, kemungkinan akan mengalami kelambatan pubertas, terutama pada depresi yang disertai dengan kehilangan berat badan dan anoreksia. Remaja yang mengalami depresi lebih sulit menerima atau memahami tanda-tanda pubertas yang muncul. Perubahan hormonal yang disertai stres lingkungan, dapat memicu timbulnya depresi yang dalam dan kemungkinan munculnya perilaku bunuh diri. Mimpi basah dan mimpi yang berhubungan dengan incest (hubungan seksual antar anggota keluarga), dapat menambah beban rasa bersalah pada remaja yang depresi. Periode menstruasi pada remaja wanita yang mengalami depresi, mungkin terlambat, tidak teratur, atau disertai dengan timbulnya rasa sakit yang hebat dan perasaan tidak nyaman, Mood yang disforik sering nampak pada periode pramenstrual, Remaja wanita yang mengalami depresi mungkin merasa murung (feeling blue), sedih (down in the dump), menangis tanpa sebab, menjadi sebal hati (sulky and pouty), mengurung diri di kamar, dan lebih banyak tidur. 
 -  Perkembangan kognitif. Disorganisasi fungsi kognitif pada remaja yang bersifat sementara, menjadi lebih nyata pada kondisi depresi. Pada remaja awal yang mengalami depresi, terdapat keterlambatan perkembangan proses pikir abstrak yang biasanya muncul pada usia sekitar 12 tahun. Pada remaja yang lebih tua, kemampuan  yang  baru diperoleh ini akan menghilang atau menurun. Prestasi sekolah sering terpengaruh bila seorang remaja biasanya mendapat hasil baik di sekolah, tiba-tiba prestasinya menurun, depresi harus dipertimbangkan sebagai salah satu faktor penyebabnya. Membolos, menunda menyelesaikan tugas, perilaku yang mudah tersinggung didalam kelas, tidak peduli terhadap hasil yang dicapai dan masa depan, dapat merupakan gejala awal dari depresi pada remaja. - Harga diri . Pada remaja, kondisi depresi memperkuat perasaan rendah diri. Rasa putus asa dan rasa tidak ada yang menolong dirinya makin merendahkan hatga diri. Pada satu saat remaja yang depresi mencoba untuk melawan perasaan rendah dirinya dengan penyangkalan, fantasi, atau menghindari kenyataan realitas dengan menggunakan NAPZA.
-  Perilaku antisosial. Membolos, mencuri, berkelahi, sering mengalami kecelakaan, yang terjadi terutama pada remaja yang sebelumnya mempunyai riwayat perilaku yang baik, mungkin merupakan indikasi adanya depresi.
- Penyalah gunaan NAPZA. Kebanyakan remaja yang depresi cenderung menyalahgunakan NAPZA, misalnya ganja, obat-obat yang meningkat mood ( amfetamin ), yang menurunkan mood ( barbiturat, tranquilizer, hipnotika ) dan alkohol. Akhir-akhir ini banyak digunakan heroin, kokain dan derivatnya serta halusinogen. 
-   Perilaku seksual. Secara umum remaja yang mengalami depresi tidak menunjukkan minat untuk kencan atau mengadakan interaksi heteroseksual. Namun ada juga remaja yang mengalami depresi menjadi berperilaku berlebihan dalam masalah seksual, atau menjalani pergaulan bebas, sebagai tindakan  defensif untuk melawan depresinya, Beberapa remaja menginginkan kehamilan sebagai kompensasi terhadap objek yang hilang atau rasa rendah dirinya. Remaja yang mengalami depresi ada kemungkinan kawin muda untuk menghindari konflik dalam keluarga. Seringkali perkawinan ini malah memperkuat depresinya.
-  Kesehatan fisik. Remaja yang mengalami depresi, tampak pucat, lelah dan tidak memancarkan kegembiraan dan kebugaran, Seringkali mereka mempunyai banyak keluhan fisik, seperti sakit kepala, sakit lambung, kurang nafsu makan, dan kehilangan berat badan tanpa adanya penyebab organik, Remaja yang mengalami depresi biasanya tidak mengekspresikan perasaannya secara verbal, namun lebih banyak keluhan fisik yang diutarakan , sehingga hal ini biasanya merupakan satu-satunya kondisi yang membawanya datang ke dokter. Sensitivitas dari sang dokter dalam menemukan mood yang disforik ataupun depresi akan dapat mencegah kemungkinan terjadinya bunuh diri pada remaja.
-    Berat badan. Penurunan berat badan yang cepat dapat merupakan indikasi adanya depresi. Harga diri yang rendah dan kurangnya perhatian pada perawatan dirinya, atau makan yang berlebihan dapat menyebabkan obesitas, merupakan tanda dari depresi.
-   Perilaku bunuh diri. Remaja yang mengalami depresi mempunyai kerentanan tinggi terhadap bunuh  diri. Penelitian di kentucky, Amerika Serikat, menyebutkan sekitar 30 % dari mahasiswa tingkat persiapan dan pelajar sekolah menengah atas pernah berpikir serius tentang percobaan bunuh diri dalam satu tahun  terakhir saat diteliti , 19 % mempunyai rencana spesifik untuk melakukan bunuh diri , dan 11 % telah mencoba melakukan bunuh diri. 

VI. Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis depresi pada anak maupun dewasa tidak sejelas seperti pada penyakit lain. Tidak ada tes khusus yang dapat membantu menentukan bahwa seseorang individu menderita depresi, dan sangat sedikit yang dapat ditentukan penyebabnya.
3 Faktor neuroendokrin dapat mempengaruhi kejadian depresi, sehingga dapat dilakukandeksametason supression test (DST) berupa sekresi berlebihan kortisol, kadar hormon pertumbuhan menurun jika disuntik insulin-induced hypoglicemia, kadar tiroksin total lebih rendah, peningkatan sekresi kortisol pada malam hari.

VII. Diagnosis Banding  
Depresi harus dibedakan dengan kesedihan yang normal dan gangguan psikiatris lainnya. Sebelum diagnosis psikiatris ditegakkan, kondisi organik yang mirip ataupun yang menimbulkan gejala-gejala psikiatris harus disingkirkan terlebih dahulu seperti gangguan organik, intoksikasi zat, ketergantungan dan abstinensi, distimia, siklotimia, gangguan kepribadian, berkabung, serta gangguan penyesuaian. Keadaan seperti ini sangat bervariasi, tergantung umur. Perlu dibedakan pula penyalahgunaan obat, gangguan cemas, dan fase awal skizofrenia. Juga perlu ditentukan apakah gangguan afektif yang timbul merupakan primer atau sekunder.

VIII. Terapi  
Perawatan di rumah sakit perlu dipertimbangkan sesuai dengan indikasi, misalnya penderita cenderung mau bunuh diri, atau adanya penyalahgunaan atau ketergantungan obat. Pada umumnya, penderita berhasil ditangani dengan rawat jalan. Sekali diagnosis depresi berat ditegakkan, psikoterapi dan medikasi merupakan terapi yang harus diberikan. Namun, pengobatan selalu bersifat individual, tergantung pada hasil pertimbangan evaluasi dan keluarganya, termasuk kombinasi terapi individu, terapi keluarga, serta konsultasi dengan pihak sekolah. Pendekatan biopsikososial digunakan dalam mengobati remaja yang mengalami depresi. Pendekatan ini meliputi psikoterapi ( individual, keluarga , kelompok ), farmakoterapi, remedial / edukatif, dan pelatihan keterampilan sosial. Sebelum memulai suatu bentuk terapi, sebaiknya dipertimbangkan dengan hati -hati. Adanya obsesi untuk bunuh diri harus diobservasi dengan cermat dan sebaiknya pasien di rawat inap. faktor lain seperti kemampuan untuk berfungsi atau stabilitas keluarga merupakan faktor yang harus dipertimbangkan untuk merawat inapkan remaja ini. 
  1. Psikoterapi. Beberapa pendekatan psikoterapi yang dapat dilakukan adalah : psikoterapi perorangan (individual psychotherapy), terapi berorientasi kesadaran (insight-oriented therapy), terapi tingkah laku (behavioral therapy), model stres hidup (life stress model), psikoterapi kognitif (cognitive psychotherapy) ,lain-lain seperti terapi kelompok (group therapy), latihan orangtua (parent training), terapi keluarga (family training), pendidikan remedial (remedial education), dan penempatan di luar rumah (out of homeplacement).
  1. Farmakoterapi . Saat ini, belum ada obat yang direkomendasikan oleh FDA. Pengobatan secara farmakoterapi masih kontroversial pada anak dan remaja . Farmakoterapi yang sering digunakan:
  • Golongan antidepresi trisiklik: Amitriptilin, Imipramin, dan Desipramin. Berbeda dengan orang dewasa, pada anak tidak menunjukkan perbedaan yang berarti antara antidepresi golongan trisiklik dengan plasebo. Obat ini bersifat kardiotoksik dan cenderung berakibat fatal bila melampaui dosis.
  • Golongan obat yang bekerja spesifik menghambat ambilan serotinin: fluoksetin dan sertralin. Obat ini memberikan harapan yang cerah dalam pengobatan depresi pada anak dan remaja. Merupakan obat pilihan pertama pada anak dan remaja karena dapat ditoleransi dengan baik dan efek yang merugikan lebih sedikit dibandingkan dengan antidepresi golongan trisiklik. Sayangnya, sedikit sekali penelitian tentang pengobatan rumatan (maintenance) pada anak dan remaja. Dibandingkan dengan usia dewasa, pada masa remaja cenderung berkembang untuk agitasi atau menjadi mania bila mereka mendapat SSRIs (Selective serotinine reuptake inhibitors). Obat ini juga dapat menurunkan libido.
  • Litium karbonat .Obat ini telah digunakan untuk pengobatan anak dan remaja yang mengalami agresi, mania, depresi, dan masalah tingkah laku, tetapi lebih berguna pada kasus yang berisiko menjadi bipolar.
Beberapa contoh obat yang ada di Indonesia : imipramine 25 – 125 mg / hari, clomipramine 25 – 200    mg /hari,  fluoxetine 10 – 80 mg / hari, fluoxamine 100 – 300 mg /hari, sertraline 50 – 200 mg / hari, moclobemide 150 – 300  mg / hari.

IX. Pencegahan
Untuk mencegah depresi dapat dilakukan dengan menggunakan keberadaan dan peran serta guru pembimbing di sekolah. Upaya-upaya pembentukan kelompok belajar, kegiatan ekstrakurikuler, pemilihan jurusan, pramuka dan semacamnya, kesemuanya itu merupakan bagian dari rangkaian upaya preventif. Layanan bimbingan dapat berfungsi preventif  atau pencegahan. Kegiatan yang berfungsi pencegahan dapat berupa program orientasi, program bimbingan karir, inventarisasi data, dan sebagainya. Pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah menitik beratkan kepada bimbingan terhadap perkembangan pribadi melalui pendekatan perorangan dan kelompok siswa yang menghadapi masalah untuk mendapatkanbantuan khusus untuk mampu mengatasinya. Tugas guru pembimbing adalah (a) membantu murid untuk mengenal dirinya, kemampuannya dan mengenal orang lain, (b) membantu murid dalam proses yang menuju kematangannya, (c) membantu dan mendorong murid untuk pemilihan-pemilihan yang tepat sesuai dengan kemampuan dan interestnya, (d) memberikan kesadaran kepada murid-murid tentang pentingnya penggunaan waktu luangdan mengembangkan interest dalam hobi yang berguna, (e) membantu murid untuk mengerti metode belajar yang efisien agar dapat mencapai hasilnya dengan waktu yang lebih singkat.5 Selain itu, diperlukan pula peranan orang tua (keluarga) dengan menghabiskan waktu bersama sehingga dapat mempererat hubungan antara anggota keluarga, bersikap lebih terbuka dengan cara mendengarkan pendapat anak dan mau dikritik sehingga remaja merasa lebih dihargai.
Deteksi dini dengan menggunakan alat skrining (Child Behavior ChecklistBeck Depression Inventories , Child Depression Inventory) saat didapatpatkannya permasalahan disekolah baik prestasi atau permasalahan perilaku anak akan sangat membantu mengenali lebih dini remaja dengan depresi.

X.   Penyulit
Penyulit yang dapat mempengaruhi depresi adalah penggunaan obat-obat terlarang dan psikotropika, keluarga dan lingkungan yang kurang kondusif.
XI. Prognosis
Prognosis depresi tergantung penyebab, bentuk klinis, pikiran bunuh diri, kepribadian pramorbid dan keluarga dengan gangguan jiwa serta umur saat terjadinya depresi.  Apabila depresi berat tidak diobati dan terus berlangsung dalam kurun waktu 7-12 bulan akan berlanjut menjadi episode depresi berulang (recurrent) dengan gangguan sosial yang persisten antar dua episode. Usaha bunuh diri (suicide attempt) dan bunuh diri (suicide) merupakan komplikasi yang sering timbul. Semakin muda usia mulainya depresi, semakin jelek prognosisnya, tetapi erat hubungannya dengan faktor genetik. Remaja yang mengalami depresi berat cenderung untuk menderita depresi berat berulang dan gangguan bipolar. Kebanyakan yang sembuh dalam beberapa bulan, kembali relaps 1-2 tahun kemudian.

DAFTAR PUSTAKA 

  1. Depkes. Pedoman Kesehatan Jiwa Remaja (Pegangan Bagi Dokter Puskesmas).  
  1. Ola’s Site. Depresi pada Remaja.  
Diunduh dari: olapsyche.multiply.com/journal/item/21 - 134k 
  1. Abdul Mutholib Rambe. Depresi pada Anak. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran USU/ RSUPH Adam Malik Medan.
  1. I Gusti Ayu Endah Ardjana. Depresi pada Remaja dalam Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya.  Jakarta : Sagung Seto, 2004, hal 219-31
  2. M. Fatchurahman dan Bulkani. Peran Guru Pembimbing dalam Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika pada Siswa SMA Negeri dan Swasta Kota Palangkaraya. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.
Diunduh dari : eprints.sunan-ampel.ac.id/1/1/3._FATCKHUROHMAN.pdf
  1. Indri Kemala Nasution. Stres pada Remaja.
Diunduh dari : library.usu.ac.id/download/fk/132316815(1).pdf

Senin, 21 April 2014

Link Download & Deskripsi Brainwave Dari Brainsync.com

Link download lengkap di bagian bawah :

# Astral Travel - Meningkatkan kemampuan untuk menjelajahi realitas non-fisik , Membantu memukan sifat multidimensi Anda, Meningkatkan mengingat OBE, Mengatasi rasa takut dan mendapatkan kontrol lebih


# Attract Love - Meningkatkan karisma / kewibawaan / daya tarik / Percaya Diri dan tentunya menarik cinta 


# Attract Wealth - Membantu Menarik kemakmuran Anda , Membantu mewujudkan hidup dengan kemakmuran, kemudahan dan kelimpahan
# Awakening Kundalini - Meningkatkan kesehatan dan vitalitas - Refresh / Menyegarkan Otak - Meningkatkan kreativitas dan intuisi
# Brain Massage - Menghilangkan stres dan ketegangan  
# Brain Power - Meningkatkan daya ingat dan konsentrasi
# Breakthrough Training In the Zone - Meningkatkan energi dan motivasi
# Create Success - Menambah kharisma dan rasa percaya diri, eliminasi mental block penghambat sukses
# Deep Insight - Berpikir "di luar kotak" (menjadi lebih kreatif), Akses pengetahuan dari alam bawah sadar.
# Deep Learning - Meningkatkan daya ingat & konsentrasi serta kreativitas


# Deep Meditation - Memudahkan Mencapai tingkat meditasi terdalam, meningkatkan hubungan spiritual kepada Tuhan
# Deep Sleep - Memperlambat aktivitas pikiran, tidur lebih baik dan nyenyak.
# Ecstasy - Membuka hati Anda untuk lebih banyak cinta, energi seksual, kharisma, mengurangi ketakutan.
# Faith - Mengatasi rasa takut dan keraguan, memperdalam hubungan spiritual Anda
# Fulfill Your Hearts Desire - Meningkatkan kekuatan menarik apapun yang kita inginkan, kejelasan visi masa depan.
# Guided Meditation - Masuki State Theta Meditation
# Guided Relaxation - Hilangkan stres dan ketegangan, kembalikan energi & kreativitas Anda
# Healing Meditation - Mempercepat penyembuhan, Meningkatkan fungsi kekebalan
# High Focus - Meningkatkan kognisi & konsentrasi, -Meningkatkan koordinasi tangan-mata untuk kegiatan olahraga - Menghapus rasa ragu-ragu dan meningkatkan energi
# Increase Creativity - Memulihkan kesegaran otak, Mewujudkan ide-ide baru - Meningkatkan kesadaran dan kejernihan pikiran
# Living Prayer - Temukan pengharapan yang berada di dalam diri Anda, Maafkan masa lalu - Menyembuhkan hidup, Menghasilkan rahmat dan berkat

# Lucid Dream - Meningkatkan kesadaran dalam mimpi Anda, Meningkatkan kemampuan dream recall, membantu mencapai State LUcid Dream dengan mudah


# Positive Thinking - Mengembangkan sikap pemenang - Melenyapkan pikiran negatif
# Release guilt - Dapatkan lebih banyak sukacita dan kebebasan, Memaafkan diri sendiri
# Relieve-Jet-Lag - Menghilangkan Jet Lag (mabuk udara)
# Retrieve Your Destiny - Membuka diri terhadap bimbingan batiniah, meningkatkan kekuatan tarik-menarik, temukan jalan Anda dan tujuan hidup anda
# Running Meditation - Membakar lebih banyak kalori dan lemak, meningkatkan energi dan vitalitas
# Sacred Body - Menjadikan diri anda menjadi lebih menarik, aktif dan disenangi
# Sacred Ground - Dapatkan tingkat meditasi terdalam
# Sound Healing - Mempercepat penyembuhan, Mengurangi rasa sakit - Mengurangi kecemasan pra-operasi, Mengurangi kebutuhan akan obat nyeri - Mendapatkan tidur malam yang baik

# Sound Sleep - Mendapatkan ketenangan diri, Menjadikan Pikiran dan tubuh lebih santai, kualitas tidur nyenyak
# Stop Procrasnating - Meningkatkan motivasi dan dorongan, Dapatkan hal yang dilakukan, Mencapai tujuan Anda


# Stop Smoking - Menghentikan kebiasaan merokok
# Stress Free Forever - Meredakan kecemasan, memperbarui energi
# Super Learning - Meningkatkan daya ingat, konsentrasi, mudah menghafal
# Total Relaxation - Menenangkan pikiran Anda.
# Walking Meditation - Tubuh Anda akan menjadi ramping, otot-otot kuat dan metabolisme menjadi lebih teratur dan efisien
# Weight Loss - Hilangkan sabotase diri, kecanduan makanan, pola pikir ramping - Penurunan nafsu makan - Meningkatkan energi dan metabolisme - Mengurangi stress
# Winning Mengembangkan sikap pemenang, Percaya Diri, kharisma
# Power Training In The Zone II - Membakar lebih banyak kalori dan lemak - Meningkatkan energi dan vitalitas
#The Secret To Attracting Love - Menarik cinta sejati anda seperti magnet
#The Secret to Attracting Wealth - Mengetahui konsep the secret untuk membantu menarik kemakmuran.
# Unfold Your Potential - Membangkitkan bakat/ kemampuan yang terpendam dalam diri 

Link download koleksi Brainwave brainsync



baca info lengkap cek di
 

Cara Mudah Melakukan Astral Projection

Hai teman, kali ini saya akan membahas tentang Tips Cepat Melakukan Astral Projection.Sebenarnya artikel ini tidak ada hubungannya dengan dunia mistis, di sini murni menggunakan Kekuatan Pikiran. Sebenarnya apakah Astral Projection itu? Astral Projection atau yang sering disebut Raga Sukma secara ilmiah merupakan salah satu kemampuan otak untuk memanipulasi alam bawah sadar hingga sedemikian rupa hingga tubuh halus dapat menembus dimensi ruang dan waktu. Namun secara mistis astral atau raga sukma merupakan kemampuan yang kita miliki untuk melepas roh kita hingga dapat berjalan memakai tubuh halus dengan ritual tertentu. Tetapi perlu diketahui, proses meraga sukma sesunggunya tidak melepas roh, tetapi hanya memproyeksikan energi pikiran yang disebut sukma. Kalau kita melepas roh bisa menyebabkan kematian. Sebab itu orang yang meraga sukma bisa menarik kembali energi pikiran yang melanglang buana sehingga dapat hidup kembali. Energi pikiran atau sukma ini secara otomatis akan kembali ke raga dalam kondisi tertentu, misalnya saja karena kaget, tertindih energi lain, dan sebagainya. Astral Projection juga disebut sebagai suatu keadaan di mana jiwa kita melakukan perjalanan sendiri ke tempat lain, terpisah dari tubuh kita. Tapi ini bukan suatu mimpi, karena jika ditilik, jiwa kita benar-benar berada di tempat lain tersebut, dan bisa melakukan suatu aktivitas di sana.

Sukma atau jiwa adalah kemampuan manusia yang bersifat kasat mata, gaib, atau metafisika. Sedangkan sukma atau jiwa ini sangatlah kompleks yang terdiri dari beberapa sub-sub penyusun. Salah satu dari sub-sub tersebut adalah kemampuan Bawah Sadar atau orang ada yang menyebutnya ESP(Extra Sensory Perception), atau juga disebut Indera Keenam. Kemampuan Bawah Sadar inipun sebenernya kompleks juga. Hanya yang pasti, kesemuanya ini jelas merupakan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT kepada setiap manusia, sejak dia lahir dengan sifatnya yang khas.

Lalu bagaimana cara melakukan Astral Projection??

Cara melakukan Astral Projection :
WARNING : Metode Astral Projection di bawah ini hanya bisa diterapkan pada diri sendiri. Membuat orang lain melakukan "Astral Projection" seperti yang dilakukan oleh Joe Sandy mustahil untuk dilakukan, atau memerlukan kemampuan yang sangat tinggi.

Metode Astral Projection :

Teknik 1
1. Anda harus berada dalam kondisi "relaksasi yang sangat dalam". Maka berbaringlah, dan mulailah untuk mengencangkan, lalu meregangkan otot-otot anda, mulai dari otot kaki hingga otot wajah. Tenangkan pikiran anda, pejamkan mata anda, tapi jangan tidur.

2. Setelah anda mencapai kondisi "relaksasi yang sangat dalam", kini saatnya untuk mengontrol nafas anda. Bernafaslah dengan pelan dan dalam, rasakan tiap tarikan nafas yang masuk dan keluar dari dalam tubuh anda. Lakukan terus hal ini sampai anda merasa telah memasuki alam relaksasi anda lebih dalam lagi.

3. Pada poin ini, ada dua hal yang harus anda perhatikan. Tubuh anda yang asli dan tubuh astral anda. Jika anda merasa bahwa tubuh asli anda semakin berat dan semakin berat, inilah saatnya untuk membentuk tubuh astral anda. Bentuk tubuh astral anda dengan membayangkan benda-benda yang sangat ringan seperti gelembung sabun atau bulu. Rasakan benda-benda tersebut mulai naik ke atas, meninggalkan tubuh anda. Rasakan bahwa anda akan melayang ke atas, dan menjadi sangat-sangat ringan.

4. Anda dinyatakan berhasil mencapai tahap ini jika berhasil menciptakan suatu"infra merah", yang membuat segalanya yang sebelumnya gelap gulita mulai tampak detailnya. Anda mungkin akan merasa berada di sebuah ruang yang disinari cahaya ungu. Teruslah berkonsentrasi, buat cahaya-cahaya yang menerangi ruangan jauh lebih terang dari sebelumnya. Cobalah untuk berkonsentrasi pada suatu objek yang anda bayangkan ada di ruangan tersebut, misalkan bulan atau gambar. Jika berhasil, mata anda akan terasa sangat berat dan terpejam, namun anda tetap melihat segalanya dengan sangat jelas. Pada tahap ini, jangan kaget jika saat melihat ke bawah, anda menemukan tubuh anda sedang tertidur lelap.
Jika hal ini sudah terjadi, selamat! Astral Projection anda telah berhasil.


Teknik 2
1. Berbaringlah di kamar anda dengan ruangan yang gelap dan hening, kemudian perlahan-lahan pejamkan mata anda dan tetap rileks

2. Jangan bergerak tapi tetap rileks dan fokus dan rasakan perlahan-lahan anda mulai merasa mengantuk dan mulai kehilanngan kesadaran

3. Biarkan hal tersebut dan tetap rileks hingga anda merasa melayang-layang kemudian rasakan anda dapat merasakan dan mendengar hal di sekitar anda dan menikmati perasaan itu tapi anda tetap dalam keadaan setengah sadar.

4. Kemudian biarkan terus hingga anda hilang kesadaran.


Teknik 3
1. Sebelum tidur niatkan anda akan melakukan proyeksi astral dan ulangi kalimat berikut di pikiran anda dengan perlahan dan rileks hingga anda tertidur. “Saya akan melakukan perjalanan astral. Saya akan membiarkan diri saya tertidur tapi saya akan membawanya berjalan-jalan bersama saya kemanapun saya pergi. Saya akan membawa badan saya dengan penuh kesadaran dan kembali lagi setelahnya.”

2. Lakukan ini tiap malam hingga anda berhasil melakukan perjalanan astral.


Teknik 4
1. Set alarm anda pukul 6.00 pagi dan tidur pada pukul 10 atau 11 malam.

2. Kemudian saat anda terbangun pukul 6 pagi, lakukan aktivitas seperti menonton tv, bermain computer, dsb. Selama 20-30 menit hingga anda merasa benar-benar sudah sadar.

3. Lalu kembali ke kamar tidur anda dan berbaringlah sambil memejamkan mata tapi usahakan anda tetap sadar

4. Saat anda merasa diri anda melayang atau berputar-putar nikmati sensasinya hingga anda merasa tidak dapat bergerak dan seperti ada yang ingin keluar dari tubuh anda, biarkan hal tersebut hingga anda berhasil mengeluarkan tubuh astral anda. Lakukan ini selama beberapa hari hingga anda berhasil.


Teknik 5
1. Lakukan meditasi selama 1 jam di pagi hari

2. Kemudian saat anda ingin tidur niatkan untuk meraga sukma

3. Kemudian sambil memjamkan mata bayangkan anda sedang melakukan raga sukma (bayangkan tubuh anda menjadi dua).

4. Saat anda mulai kehilangan kesadaran dan sangat mengantuk sampaikan kepada alam bawah sadar anda bahwa: “saya akan melakukan raga sukma”

5. Ulangi kalimat tersebut sambil membayangkan anda sedang melakukan raga sukma hingga anda benar-benar tidur. Dan saat itulah anda akan melakukan perjalanan astral.

http://how-yourblog.blogspot.com/2012/08/cara-mudah-melakukan-astral-projection.html

Koleksi Link Download Brainwave Lengkap

Folder Account Group Brainwave :

Folder Brainwave via Mediafire             :

  1. Another Brainwave : http://bit.ly/1a1wqhg
  2. Brain Sync : http://bit.ly/18uMQvo
  3. Brainwave Islami : http://on.fb.me/1kEXgj4
  4. Brainwave Software : http://bit.ly/14fPXtA
  5. Brainwave Suite - Alpha-Theta-Delta [BOX] : http://bit.ly/1f2sS1Y
  6. Charged Audio : http://bit.ly/16isaHb
  7. Hypnotic Tunes : http://bit.ly/1aIDZuf
  8. Mind Power MP3 : http://bit.ly/16isoOD
  9. Multiple O Binaural Hypnosis Subliminal : http://bit.ly/19boPub
  10. My Mind Power Store : http://bit.ly/1eMEBnY
  11. Real Subliminal : http://bit.ly/17HGj3E
  12. Subliminal Shop : http://bit.ly/1eMFjkU

Folder Brainwave via 4Shared :

  1. DNA Activation : http://bit.ly/1aVNWIt
  2. I-Doser : http://bit.ly/1bsZ0vR
  3. Isochronic Tone : http://bit.ly/16q0T5N or http://bit.ly/1aNtGFa
  4. Pineal Gland Activator : http://bit.ly/1aVOvlx
  5. Ultimate Abundance System: http://bit.ly/1gCR2OJ
  1. Meditation Power : http://bit.ly/17LSlJa


Frequently Answer Question :

  • Brain Sync  : 
https://www.facebook.com/groups/BrainwaveMindPower/doc/328543927287666/

  • Charged Audio :
https://www.facebook.com/groups/BrainwaveMindPower/doc/328577900617602/

  • Real Subliminal :
https://www.facebook.com/groups/BrainwaveMindPower/doc/330887647053294/

  • Subliminal Shop :
https://www.facebook.com/groups/BrainwaveMindPower/doc/333921356749923/

  • General :
https://www.facebook.com/groups/BrainwaveMindPower/doc/333921650083227/



Note :

  1. Apabila ada pertanyaan, silakan baca FAQ terlebih dahulu.
  2. Gunakan FAQ Penggunaan Brainwave secara umum apabila brainwave tersebut tidak diketahui nama orang atau instansi pembuatnya.
  3. Bagi anda yang memiliki koneksi internet berlebih, diusahakan untuk backup link download brainwave diatas, bisa dengan mengunggah di file hosting lain atau tetap mengunggah di mediafire & 4shared.
  4. Apabila ingin membuat account mediafire, daftar lewat link http://mfi.re/?c7sokxn agar bisa menambah kapasitas account mediafire milik group.
  5. Punya account 4shared/mediafire? Ingin punya folder brainwave sendiri di account 4shared/mediafire Anda untuk backup file brainwave? Mohon posting komentar berisi alamat email 4shared/mediafire Anda & request folder mana yang akan Anda backup, karena kapasitas account 4shared & mediafire masing-masing 15 GB & 10 GB. 
  6. Agar tidak sakit hati download di 4shared (baca : Lemot & Loading), silakan gunakan situs http://4server.info/ dan pilih leecher premiumnya.
  7. Apabila anda ingin mencari file brainwave yang belum ada di index ini, Anda bisa gunakan trik di bawah ini :
  • Trik google 
  1. Akses link www.google.com
  2. Ketik pada kolom pencarian = site:[nama file hosting]spasi[nama brainwave]
  3. Contoh : site:4shared.com Attract Love
Trik ini hanya bisa dipakai pada file hosting seperti 4shared, indowebster, kecuali "mediafire". Kalau tidak percaya, coba cari salah satu file yang ada di mediafire dengan menggunakan trik ini. :D

  • Trik Torrent
  1. Kunjungi link http://kickass.to/ atau http://thepiratebay.sx/
  2. Ketik pada kolom pencarian dengan keyword "brainwave" atau "subliminal", dll jika Anda tidak mengetahui nama file brainwavenya lebih rinci.
  3. Masukkan kata kunci sesuai dengan nama brainwavenya apabila Anda mengetahui nama file brainwavenya secara rinci.
  4. Bookmark link tadi apabila sewaktu-waktu Anda lupa.

8. Apabila Anda sudah menemukan file brainwave yang baru melalui trik di atas, alangkah lebih baiknya apabila Anda berbagi link unduh itu dengan member disini, sehingga tidak hanya Anda saja yang merasakan manfaat dari brainwave tersebut, tapi orang-orang disini pun dapat merasakannya. 4 Jempol untuk Anda apabila berinisiatif mem-backup atau mirror link unduh tadi ke file hosting yang lain melalui proses upload, sehingga apabila sewaktu-waktu link asalnya hilang/rusak/invalid/tidak dapat diakses, maka Anda memiliki cadangan linknya.

9. Saya tekankan sekali lagi, jangan malas untuk "sharing", "sharing", "sharing" dan "upload", "upload", "upload". Jika hanya untuk mengunduh file mp3, mkv, pdf, doc, rar saja bisa, mengapa untuk meng-upload brainwave berupa file mp3/rar yang manfaatnya untuk "khalayak umum" tidak bisa? -_-

untuk join bisa juga gabung di grupnya brainwave mind power untuk kehidupan yang lebih baik, yang ada di grup facebook:  https://www.facebook.com/groups/BrainwaveMindPower/

IQ Test Indonesian

Informasi singkat tentang IQ
Intelegent quotient atau IQ ialah angka yang mana menjelaskan tingkat kecerdasan seseorang yang dibandingkan dengan sesamanya dalam satu populasi. Definisi asli dari IQ adalah mengukur kecerdasan dari anak-anak ketika: IQ adalah sebuah rasio dari umur secara mental dibagi umur secara fisik dan dikalikan dengan angka 100. Umur secara mental dihitung berdasarkan dasar dari rata-rata hasil di dalam sebuah tes yang dibagi dalam setiap kategori umur.
Jenis-jenis dari test IQ
Terdapat dua jenis dari test IQ:

1) Verbal - Jenis ini menentukan tingkat kemampuan untuk menemukan konsep umum dari contoh yang disajikan: "anjing, kucing, singa = hewan", menentukan konsep yang tidak berkaitan dengan kelompok: "burung, kelinci, monyet, mobil", menemukan keteraturan dalam angka-angka: "11,12,14,17,21", memecahkan deretan angka, dan lain-lain. 

2) Non-verbal - Ini adalah tes yang didesain untuk mengukur kemampuan dalam membentuk kubus, mengorganisasikan gambar-gambar dari waktu tertentu dan urutan logika, membangun bentuk-bentuk dari bagian-bagian tertentu, dan lain-lain. Beberapa tes ini sering kali ditujukan untuk menjelajahi pikiran abstrak anda, atau yang kompleks maupun yang mendetail.

Ingatlah bahwa ketika anda menentukan untuk mengambil sebuah tes IQ, baik secara fisik maupun mental anda haruslah terasa santai, dan lakukanlah secara serius, yang mana akan membawa anda menjadi terkonsentrasi secara penuh.

http://www.quickiqtest.net/indonesian/

4 kepribadian tambahan sanguinis dan koleris (extrovert), melankolis, plegmatis (introvert)

SANGUINIS (Si Populer)                                                 
Mereka cenderung ingin populer, ingin disenangi oleh orang lain. Hidupnya penuh dengan bunga warna-warni. Mereka senang sekali bicara tanpa bisa dihentikan. Gejolak emosinya bergelombang dan transparan. Pada suatu saat ia berteriak kegirangan, dan beberapa saat kemudian ia bisa jadi menangis tersedu-sedu. Namun orang-orang sanguinis ini sedikit agak pelupa, sulit berkonsentrasi, cenderung berpikir pendek dan hidupnya serba tak beratur. Sebagai contoh jika suatu kali anda lihat seseorang yang mejanya cenderung berantakan, kemungkinan ia adalah seorang sanguinis. Kemungkinan besar ia pun kurang mampu berdisiplin dengan waktu, sering lupa pada janji apalagi bikin rencana. Namun kalau disuruh melakukan sesuatu, ia akan dengan cepat mengiyakannya dan terlihat sepertinya betul-betul hal itu akan ia lakukan.

Dengan semangat sekali ia ingin buktikan bahwa ia bisa dan akan segera melakukannya. Tapi percayalah, beberapa hari kemudian ia tak lakukan apapun juga. Seorang sanguinis mempunyai kekuatan dan kelemahan sebagai berikut :

Kekuatan : suka bicara, antusias, ekspresif, ceria, penuh rasa ingin tahu, hidup di masa sekarang, mudah berubah (banyak kegiatan/keinginan), berhati tulus, kekanak-kanakan, senang berkumpul (untuk bertemu dan bicara), umumnya hebat di permukaan, mudah berteman dan menyukai orang lain, senang dengan pujian, ingin menjadi perhatian, menyenangkan dan dicemburui orang lain, mudah memaafkan (tidak menyimpan dendam), mengambil inisiatif/menghindar dari hal-hal yang membosankan, spontanitas, serta seorang yang demonstratif dan emosional.

Kelemahan : suara dan tertawa yang keras, membesar-besarkan suatu hal, susah diam, mudah dikendalikan oleh keadaan/orang lain (suka berkelompok/geng), sering minta persetujuan, RKP! (Rentang Konsentrasi Pendek), banyak bicara saat bekerja dan melupakan kewajiban, mudah berubah-ubah, susah tepat waktu, prioritas kegiatan kacau, mendominasi percakapan, suka menyela dan susah mendengarkan dengan tuntas, sering mengambil permasalahan orang lain menjadi seolah-olah masalahnya, egoistis, sering berdalih dan mengulangi cerita-cerita yang sama, serta konsentrasi ke “How to spend money” daripada “How to earn/save money”.
2. KOLERIS (Si Kuat)                                                                                                         
Mereka suka sekali mengatur orang, suka tunjuk-tunjuk atau perintah-perintah orang. Ia tak ingin ada penonton dalam aktivitasnya. Bahkan tamu pun bisa saja ia suruh melalukan sesuatu untuknya. Akibat sifatnya yang `bossy’ sehingga orang koleris tak punya banyak teman. Orang-orang berusaha menghindar, menjauh agar tak jadi `korban’ karakternya yang suka `ngatur’ dan tak mau kalah itu. Orang koleris senang dengan tantangan, suka petualangan. Mereka punya rasa “hanya saya yang bisa menyelesaikan segalanya, tanpa saya semuanya berantakan”. Karena itu mereka sangat “goal oriented”, tegas, kuat, cepat dan tangkas mengerjakan sesuatu. Baginya tak ada istilah tidak mungkin. Seorang wanita koleris, mau dan berani naik tebing, memanjat pohon, bertarung ataupun memimpin peperangan. Kalau ia sudah kobarkan semangat, maka hampir dapat dipastikan apa yang akan ia lakukan akan tercapai seperti yang ia katakan. Sebab ia tak mudah menyerah, serta tak mudah pula mengalah. Seorang koleris mempunyai kekuatan dan kelebihan sebagai berkut :

Kekuatan : Seorang leader, pengambil keputusan, dinamis, aktif, sangat memerlukan perubahan, berkemauan keras dalam mencapai sasaran, bebas dan mandiri, suka tantangan, berprinsip “Hari
ini harus lebih baik dari kemarin, hari esok harus lebih baik dari hari ini  solutif, praktis, dan bergerak cepat, mendelegasikan pekerjaan dan orientasi berfokus pada produktivitas, membuat dan menentukan tujuan,
mau memimpin dan mengorganisasi, biasanya punya visi, serta unggul dalam keadaan darurat.

Kelemahan : Tidak sabar dan cepat marah, senang memerintah, susah sedikit santai, menyukai kontroversi dan pertengkaran, terlalu kaku dan keras, tidak menyukai air mata dan emosi tidak simpatik, serta tidak suka yang bertele-tele, keputusan sering tergesa-gesa, banyak tuntutan pada orang lain, cenderung memperalat
orang lain, menghalalkan segala cara demi tujuan, gila kerja, sulit minta maaf, dan merasa dirinya yang paling benar.

3. MELANKOLIS (Si Sempurna)
Mereka agak agak berseberangan dengan sanguinis. Seorang melankolis cenderung serba teratur, rapi, terjadwal, tersusun sesuai pola. Umumnya mereka ini suka dengan fakta-fakta, data-data, angka-angka dan sering sekali memikirkan segalanya secara mendalam. Dalam sebuah pertemuan, orang sanguinis selalu saja mendominasi pembicaraan, namun orang melankolis cenderung menganalisa, memikirkan, mempertimbangkan, lalu kalau bicara pastilah apa yang ia katakan betul-betul hasil yang ia pikirkan secara mendalam sekali. Orang melankolis selalu ingin serba sempurna dan ingin teratur. Karena itu jangan heran jika balita anda yang melankolis tak akan bisa tidur hanya gara-gara selimut yang membentangi tubuhnya belum tertata rapi. Dan jangan pula coba-coba mengubah isi lemari yang telah ia susun, sebab betul-betul sudah di tata apik sekali, sehingga warnanya, jenisnya, klasifikasi pemakaiannya sudah ia perhitungkan dengan rapi. Kalau perlu ia tuliskan satu per satu tata letak setiap jenis pakaian tersebut. Ia akan dongkol sekali kalau susunan itu tiba-tiba jadi lain. Seorang melankolis mempunyai kekuatan dan kelemahan sebagai berikut :

Kekuatan : Analitis, mendalam, dan penuh pikiran, serius dan bertujuan, terjadwal, artistik, musikal dan kreatif, sensitif, mau mengorbankan diri dan idealis, standar tinggi dan perfeksionis, senang perincian, tekun, serba tertib dan teratur (rapi), hemat, melihat masalah dan mencari solusi kreatif (sering terlalu kreatif), kalau sudah mulai, dituntaskan, berteman dengan hati-hati, puas di belakang layar, menghindari perhatian, mau mendengar keluhan, setia, serta sangat memperhatikan orang lain.

Kelemahan : Cenderung melihat masalah dari sisi negatif, murung dan tertekan, mengingat yang negatif dan pendendam, mudah merasa bersalah dan memiliki citra diri rendah, lebih menekankan pada cara daripada tercapainya tujuan, tertekan pada situasi yang tidak sempurna dan berubah-ubah, terlalu menganalisa dan merencanakan, standar tinggi, hidup berdasarkan definisi, sulit bersosialisasi, sensitif terhadap kritik yang menentang dirinya, sulit mengungkapkan perasaan (cenderung menahan kasih sayang), serta skeptis terhadap pujian

4. PLEGMATIS (Si Cinta Damai)
Mereka tak suka terjadi konflik, karena itu disuruh apa saja ia mau lakukan, meski ia tidak suka. Baginya kedamaian adalah segalanya. Jika timbul masalah ia akan berusaha mencari solusi yang damai tanpa timbul
pertengkaran. Ia mau merugi sedikit atau rela sakit, asalkan masalahnya segera selesai. Kaum plegmatis kurang bersemangat, kurang teratur dan serba dingin, cenderung diam, kalem, dan kalau memecahkan masalah umumnya sangat menyenangkan. Dengan sabar ia mau jadi pendengar yang baik, tapi kalau
disuruh untuk mengambil keputusan ia akan terus menunda-nunda. Kalau anda lihat tiba-tiba ada sekelompok orang berkerumun mengelilingi satu orang yang asyik bicara terus, maka pastilah para pendengar yang berkerumun itu orang-orang plegmatis. Sedang yang bicara tentu saja sanguinis. Berurusan dengan orang plegmatis bisa serba salah. Ibarat keledai, kalau didorong ngambek, tapi kalau dibiarin tidak jalan. Jika anda mempunyai teman plegmatis, anda harus rajin memotivasinya sampai ia
termotivasi sendiri. Seorang plegmatis mempunyai kekuatan dan kelemahan sebagai berikut :

Kekuatan : Mudah bergaul, santai, tenang, teguh, sabar, pendengar yang baik, tidak banyak bicara, cenderung bijaksana, simpatik, baik hati, sering menyembunyikan emosi, kuat di bidang administrasi, cenderung ingin segalanya terorganisasi, penengah masalah yang baik, cenderung berusaha menemukan cara termudah,baik di bawah tekanan, menyenangkan dan tidak suka menyinggung perasaan, humoris,senang melihat dan mengawasi, peduli, serta mudah rukun dan damai

Kelemahan : Cenderung tidak suka perubahan/kegiatan baru, takut dan khawatir, menghindari konflik dan
tanggung jawab, keras kepala, sulit kompromi (karena merasa benar), terlalu pemalu dan pendiam, humor kering dan mengejek (sarkatis), kurang berorientasi pada tujuan, sulit bergerak dan kurang memotivasi diri,
lebih suka sebagai penonton daripada terlibat, tidak senang didesak, serta suka menunda nunda/menggantungkan masalah. Setelah membaca uraian diatas, apakah sekarang anda sudah mengetahui anda masuk golongan apa?Lalu bagaimana dengan orang-orang terdekat anda, mereka masuk golongan apa? Jangan-jangan anda sekarang mulai mengerti mengapa suami-istri-anak-teman anda berperilaku “seperti itu” selama ini. Dan anda pun akan tertawa sendiri mengingat-ingat berbagai perilaku dan kejadian selama ini. Dalam diri manusia tidaklah memiliki watak yang identik seperti uraian diatas. Menurut Florence Litteur, dalam penelitiannya bahwa ternyata keempat watak itu pada dasarnya juga dimiliki setiap orang,
hanya kadarnya. Oleh sebab itu muncullah beberapa kombinasi watak manusia, beberapa diantaranya sebagai berikut ini.

37 Kebiasaan Orang Tua yang Menghasilkan Perilaku Buruk pada Anak (khusus buat ibu-ibu)

Mengapa oh mengapa?
  • Apakah Anda mulai merasa kesulitan mengendalikan perilaku anak Anda?
  • Apakah Anda dan pasangan sering tidak sepaham dalam mendidik anak-anak?
  • Apakah anak Anda sering merengek dan memaksa untuk dituruti kemauannya?
  • Apakah anak Anda sering berantem satu sama lain?
  • Apakah anda kesulitan karena anak Anda selalu nonton TV atau main PS?
Jika Anda menjawab "ya" dari salah satu pertanyaan di atas, maka ada baiknya baca tips-tips di bawah ini.
Berikut ini adalah tips-tips dari buku karangan Ayah Edy ini.

1. Raja yang Tak Pernah Salah
Sewaktu anak kita masih kecil dan belajar jalan tidak jarang tanpa sengaja mereka menabrak kursi atau meja. Lalu mereka menangis. Umumnya, yang dilakukan oleh orang tua supaya tangisan anak berhenti adalah dengan memukul kursi atau meja yang tanpa sengaja mereka tabrak. Sambil mengatakan, “Siapa yang nakal, ya? Ini sudah Papa/ Mama pukul kursi/ mejanya…sudah cup….cup…diem ya..". Akhirnya si anak pun terdiam.

Ketika proses pemukulan terhadap benda-benda yang mereka tabrak terjadi, sebenarnya kita telah mengajarkan kepada anak kita bahwa ia tidak pernah bersalah. Yang salah orang atau benda lain. Pemikiran ini akan terus terbawa hingga ia dewasa. Akibatnya, setiap ia mengalami suatu peristiwa dan terjadi suatu kekeliruan, maka yang keliru atau salah adalah orang lain, dan dirinya selalu benar. Akibat lebih lanjut, yang pantas untuk diberi peringatan/ sanksi, atau hukuman adalah orang lain yang tidak melakukan suatu kekeliruan atau kesalahan. Kita sebagai orang tua baru menyadari hal tersebut ketika si anak sudah mulai melawan pada kita. Perilaku melawan ini terbangun sejak kecil karena tanpa sadar kita telah mengajarkan untuk tidak pernah merasa bersalah.

Lalu, apa yang sebaiknya kita lakukan ketika si anak yang baru berjalan menabrak sesuatu, sehingga membuatnya menangis? Yang sebaiknya kita lakukan adalah ajarilah ia untuk bertanggung jawab atas apa yang terjadi; katakanlah padanya (sambil mengusap bagian yang menurutnya terasa sakit), ” Sayang, kamu terbentur, ya? Sakit, ya? Lain kali hati-hati, ya, jalannya pelan-pelan saja dulu supaya tidak membentur lagi.”

2. Berbohong Kecil
Awalnya anak-anak kita adalah anak yang selalu mendengarkan kata-kata orang tuanya. Mengapa? Karena mereka percaya sepenuhnya pada orang tuanya. Namun, ketika anak beranjak besar, ia sudah tidak menuruti perkataan atau permintaan kita? Apa yang terjadi? Apakah anak kita sudah tidak percaya lagi dengan perkataan atau ucapan-ucapan kita lagi?

Tanpa sadar kita sebagai orang tua setiap hari sering membohongi anak untuk menghindari keinginannya. Salah satu contoh pada saat kita terburu-buru pergi ke kantor di pagi hari, anak kita meminta ikut atau mengajak berkeliling perumahan. Apa yang kita lakukan? Apakah kita menjelaskannya dengan kalimat yang jujur? Atau kita lebih memilih berbohong dengan mengalihkan perhatian si kecil ke tempat lain, setelah itu kita buru-buru pergi? Atau yang ekstrim kita mengatakan, “Papa/ Mama hanya sebentar, kok, hanya ke depan saja, ya, sebentar saja, ya, Sayang.” Tapi ternyata, kita pulang malam.

Contoh lain yang sering kita lakukan ketika kita sedang menyuapi makan anak kita, “Kalo maemnya susah, nanti Papa/ Mama tidak ajak jalan-jalan, loh.” Padahal secara logika antara jalan-jalan dan cara/ pola makan anak, tidak ada hubungannya sama sekali.

Dari beberapa contoh di atas, jika kita berbohong ringan atau sering kita istilahkan “bohong kecil”, dampaknya ternyata besar. Anak tidak percaya lagi dengan kita sebagai orang tua. Anak tidak dapat membedakan pernyataan kita yang bisa dipercaya atau tidak. Akibat lebih lanjut, anak menganggap semua yang diucapkan oleh orang tuanya itu selalu bohong, anak mulai tidak menuruti segala perkataan kita.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?
Berkatalah dengan jujur kepada anak. Ungkapkan dengan penuh kasih dan pengertian, “Sayang, Papa/ Mama mau pergi ke kantor. Kamu tidak bisa ikut. Tapi kalo Papa/ Mama ke kebun binatang, kamu bisa ikut.”

Kita tak perlu merasa khawatir dan menjadi terburu-buru dengan keadaan ini. Pastinya membutuhkan waktu lebih untuk memberi pengertian kepada anak karena biasanya mereka menangis. Anak menangis karena ia belum memahami keadaan mengapa orang tuanya harus selalu pergi di pagi hari. Kita harus bersabar dan lakukan pengertian kepada mereka secara terus-menerus. Perlahan anak akan memahami keadaan mengapa orang tuanya selalu pergi di pagi hari dan bila pergi bekerja, anak tidak bisa ikut. Sebaliknya bila pergi ke tempat selain kantor, anak pasti diajak orang tuanya. Pastikan kita selalu jujur dalam mengatakan sesuatu. Anak akan mampu memahami dan menuruti apa yang kita katakan.

3. Banyak Mengancam
“Adik, jangan naik ke atas meja! Nanti jatuh dan nggak ada yang mau menolong!”
“Jangan ganggu adik, nanti Mama/ Papa marah!”

Dari sisi anak, pernyataan yang sifatnya melarang atau perintah dan dilakukan dengan cara berteriak tanpa kita beranjak dari tempat duduk atau tanpa kita menghentikan suatu aktivitas, pernyataan itu sudah termasuk ancaman. Terlebih ada kalimat tambahan “….nanti Mama/ Papa marah!”

Seorang anak adalah makhluk yang sangat pandai dalam mempelajari pola orang tuanya; dia tidak hanya bisa mengetahui pola orang tuanya mendidik, tapi dapat membelokkan pola atau malah mengendalikan pola orang tuanya. Hal ini terjadi bila kita sering menggunakan ancaman dengan kata-kata, namun setelah itu tidak ada tindak lanjut atau mungkin kita sudah lupa dengan ancaman-ancaman yang pernah kita ucapkan.

Apa yang sebaiknya kita lakukan? .
Kita tidak perlu berteriak-teriak seperti itu. Dekati si anak, hadapkan seluruh tubuh dan perhatian kita padanya, tatap matanya dengan lembut, namun perlihatkan ekspresi kita tidak senang dengan tindakan yang mereka lakukan. Sikap itu juga dipertegas dengan kata-kata, “Sayang, Papa/ Mama mohon supaya kamu boleh meminjamkan mainan ini pada adikmu. Papa/ Mama akan makin sayang sama kamu.” Tidak perlu dengan ancaman atau teriakan-teriakan. Atau kita bisa juga menyatakan suatu pernyataan yang menjelaskan suatu konsekuensi, misal, “Sayang, bila kamu tidak meminjamkan mainan in ke adikmu, Papa/ Mama akan menyimpan mainan ini dan kalian berdua tidak bisa bermain. Mainan akan Papa/ Mama keluarkan, bila kamu mau pinjamkan mainan itu ke adikmu. Tepati pernyataan kita dengan tindakan.

4. Bicara Tidak Tepat Sasaran
Pernahkah kita menghardik anak dengan kalimat seperti, “Papa/ Mama tidak suka bila kamu begini/ begitu!” atau “Papa/ Mama tidak mau kamu berbuat seperti itu lagi!” Namun kita lupa menjelaskan secara rinci dan dengan baik, hal-hal atau tindakan apa saja yang kita inginkan. Anak tidak pernah tahu apa yang diinginkan atai dibutuhkan oleh orang tuanya dalam hal berperilaku. Akibatnya anak terus mencoba sesuatu yang baru. Dari sekian banyak percobaan yang dilakukannya, ternyata selalu dikatakan salah oleh orang tuanya. Hal ini mengakibatkan mereka berbalik untuk dengan sengaja melakukan hal-hal yang tidak disukai orang tuanya. Tujuannya untuk membuat orang tuanya kesal sebagiaai bentuk kekesalan yang juga ia alami (tindakannya selalu salah di hadapan orang tua).

Apa yang sebaiknya kita lakukan?
Sampaikanlah hal-hal atau tindakan-tindakan yang kita inginkan atau butuhkan pada saat kita menegur mereka terhadap perilaku atau hal yang tidak kita sukai. Komunikasikan secara intensif hal atau perilaku yang kita inginkan atau butuhkan. Dan pada waktunya, ketika mereka sudah megalami dan melakukan segala hal atau perilaku yang kita inginkan atau butuhkan, ucapkanlah terimakasih dengan tulus dan penuh kasih sayang atas segala usahanya untuk berubah.

5. Menekankan pada Hal-hal yang Salah
Kebiasaan ini hampir sama dengan kebiasaan di atas. Banyak orang tua yang sering mengeluhkan tentang anak-anaknya tidak akur, suka bertengkar. Pada saat anak kita bertengkar, perhatian kita tertuju pada mereka, kita mencoba melerai atau bahkan memarahi. Tapi apakah kita sebagai orang tua memperhatikan mereka pada saat mereka bermain dengan akur? Kita seringkali menganggapnya tidak perlu menyapa mereka karena mereka sedang akur. Pemikiran tersebut keliru, karena hak itu akan memicu mereka untuk bertengkar agar bisa menarik perhatian orang tuanya,

Apa yang sebaiknya kita lakukan?
Berilah pujian setiap kali mereka bermain sengan asyik dan rukun, setiap kali mereka berbagi di antara mereka dengan kalimat sederhana dan mudah dipahami, misalnya, ”Nah, gitu, dong, kalau main. Yang rukun”. Peluklah mereka sebagai ungkapan senang dan sayang.

6. Merendahkan Diri Sendiri
Apa yang Anda lakukan kalau melihat anak Anda lebih senang bermain Playstation daripada belajar? Mungkin yang sering kita ucapkan pada mereka, “Woy… matiin, tuh PS-nya, ntar dimarahin, loh, sama Papa kalo pulang kerja!” Atau kita ungkapkan dengan pernyataan lain, namun tetap dengan figur yang mungkin ditakuti oleh anak pada saat itu. Contoh pernyataan ancaman di atas adalah ketika yang ditakuti adalah figur Papa.

Perhatikanlah kalimat ancaman tersebut. Kita tidak sadar bahwa kita telah mengajarkan pada anak bahwa yang mampu untuk menghentikan mereka main PS adalah bapaknya, artinya figur yang hanya ditakuti adalah sang bapak. Maka jangan heran kalau anak tidak mengindahkan perkataan kita karena kita tidak mampu menghentikan mereka main PS.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?
Siapkanlah aturan main sebelum kita bicara; setelah siap, dekati anak, tatap matanya, dan katakan dengan nada serius bahwa kita ingin ia berhenti main sekarang atau berikan pilihan, misalnya, “Sayang, Papa/ Mama ingin kamu mandi. Kamu mau mandi sekarang atau lima menit lagi?” Bila jawabannya, "Lima menit lagi, Pa/ Ma”. Kita jawab kembali, “Baik, kita sepakat setelah lima menit kamu mandi ya. Tapi jika tidak berhenti setelah lima menit, dengan terpaksa Papa/ Mama akan simpan PS-nya di lemari sampai lusa”. Nah, persis setelah lima menit, dekati si anak, tatap matanya dan katakan sudah lima menit, tanpa tawar-menawar atau kompromi lagi. Jika sang anak tidak nurut, segera laksanakan konsekuensinya.

7. Papa dan Mama Tidak Kompak
Mendidik anak bukan hanya tanggung jawab para ibu atau bapak saja, tapi keduanya. Orang tua harus memiliki kata sepakat dalam mendidik anak-anaknya. Anak dapat dengan mudah menangkap rasa yang menyenangkan dan tidak menyenangkan bagi dirinya. Misal, seorang Ibu melarang anaknya menonton TV dan memintanya untuk mengerjakan PR, namun pada saat yang bersamaan, si bapak membela si anak dengan dalih tidak mengapa nonton TV terus agar anak tidak stress. Jika hal ini terjadi, anak akan menilai ibunya jahat dan bapaknya baik, akibatnya setiap kali ibunya memberi perintah, ia akan mulai melawan dengan berlindung di balik pembelaan bapaknya.

Demikian juga pada kasus sebaliknya. Oleh karena itu, orang tua harus kompak dalam mendidik anak. Di hadapan anak, jangan sampai berbeda pendapat untuk hal-hal yang berhubungan langsung dengan persoalan mendidik anak. Pada saat salah satu dari kita sedang mendidik anak, maka pasangan kita harus mendukungnya. Contoh, ketika si Ibu mendidik anaknya untuk berlaku baik terhadap si Kakak, dan si Ayah mengatakan, ”Kakak juga sih yang mulai duluan buat gara-gara…” Idealnya, si Ayah mendukung pernyataan, “Betul kata Mama, Dik. Kakak juga perlu kamu sayangi dan hormati….”

8. Campur Tangan Kakek, Nenek, Tante, atau Pihak Lain
Pada saat kita sebagai orang tua sudah berusaha untuk kompak dan sepaham satu sama lain dalam mendidik anak-anak kita, tiba-tiba ada pihak ke-3 yang muncul dan cenderung membela si anak. Pihak ke-3 yang dimaksud seperti kakek, nenek, om, tante, atau pihak lain di luar keluarga inti.

Seperti pada kebiasaan ke-7 (Papa dan Mama tidak Kompak), dampak ke anak tetap negatif bila dalam satu rumah terdapat pihak di luar keluarga inti yang ikut mendidik pada saat keluarga inti mendidik. Anak akan cenderung berlindung di balik orang yang membelanya. Anak juga cenderung melawan orang tuanya.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?
Pastikan dan yakinkan kepada siapa pun yang tinggal di rumah kita untuk memiliki kesepakatan dalam mendidik dan tidak ikut campur pada saat proses pendidikan sedang dilakukan oleh kita sebagai orang tua si anak. Berikan pengertian sedemikian rupa dengan bahasa yang bisa diterima dengan baik oleh para pihak ke-3.

9. Menakuti Anak
Kebiasaan ini lazim dilakukan oleh para orang tua pada saat anak menangis dan berusaha untuk menenangkannya. Kita juga terbiasa mengancam anak untuk mengalihkan perhatiannya, “Awas ada Pak Satpam, nggak boleh beli mainan itu!” Hasilnya memang anak sering kali berhenti merengek atau menangis, namun secara tidak sadar kita telah menanamkan rasa takut atau benci pada institusi atau pihak yang kita sebutkan.

Sebaiknya, berkatalah jujur dan berikan pengertian pada anak seperti kita memberi pengertian kepada orang dewasa karena sesungguhnya anak2 juga mampu berpikir dewasa. Jika anak tetap memaksa, katakanlah dengan penuh pengertian dan tataplah matanya, “Kamu boleh menangis, tapi Papa/ Mama tetap tidak akan membelikan permen.” Biarkan anak kita yang memaksa tadi menangis hingga diam dengan sendirinya.

10. Ucapan dan Tindakan Tidak Sesuai
Berlaku konsisten mutlak diperlukan dalam mendidk anak. Konsisten merupakan kesesuaian antara yang dinyatakan dan tindakan. Anak memiliki ingatan yang tajam terhadap suatu janji, dan ia sangat menghormati orang-orang yang menepati janji, baik untuk memberi hadiah atau janji untuk memberi sanksi. So, jangan pernah mengumbar janji pada anak dengan tujuan untuk merayunya, agar ia mengikuti permintaan kita seperti segera mandi, selalu belajar, tidak menonton televisi. Pikirlah terlebih dahulu sebelum berjanji apakah kita benar-benar bisa memenuhi janji tersebut. Jika ada janji yang tidak bisa terpenuhi segeralah minta maaf, berikan alasan yang jujur dan minta dia untuk menentukan apa yang kita bisa lakukan bersama anak untuk mengganti janji itu.

11. Hadiah untuk Perilaku Buruk Anak
Acapkali kita tidak konsisten dengan pernyataan yang pernah kita nyatakan. Bila hal ini terjadi, tanpa kita sadari kita telah mengajari anak untuk melawan kita. Contoh klasik dan sering terjadi adalah pada saat kita bersama anak di tempat umum, anak merengek meminta sesuatu dan rengekennya menjadi teriakan dan ada gerak perlawanan. Anak terus mencari akal agar keinginnanya dikabulkan, bahkan seringkali membuat kita sebagai orang tua malu. Pada saat inilah kita seringkali luluh karena tidak sabar lagi dengan rengekan anak kita. Akhirnya kita mengiyakan keinginan si Anak. “Ya sudah, kamu ambil satu permennya. Satu saja, ya!”

Pernyataan tersebut adalah sebagai hadiah bagi perilaku buruk si Anak. Anak akan mempelajarinya dan menerapkannya pada kesempatan lain bahkan mungkin dengan cara yang lebih heboh lagi.
Menghadapi kondisi seperti ini, tetaplah konsisten, tidak perlu malu atau takut dikatakan sebagai orang tua yang kikir atau tega. Orang berpikir demikian karena belum membaca buku tentang ini dan mengalami masalah yang sama dengan kita. Ingatlah selalu bahwa kita sedang mendidik anak. Sekali kita konsisten, anak tak akan pernah mencobanya lagi. Tetaplah KONSISTEN dan pantang menyerah! Apapun alasannya, jangan pernah memberi hadiah pada perilaku buruk si anak.


12. Merasa Bersalah Karena Tidak Bisa Memberikan yang Terbaik
Kehidupan metropolitan telah memaksa sebagian besar orang tua banyak menghabiskan waktu di kantor dan di jalan raya daripada bersama anak. Terbatasnya waktu inilah yang menyebabkan banyak orang tua merasa bersalah atas situasi ini. Akibat dari perasaan bersalah ini, kita, para orang tua menyetujui perilaku buruk anaknya dengan ungkapan yang sering dilontarkan, “Biarlah dia seperti ini mungkin karena saya juga yang jarang bertemu dengannya…”

Semakin kita merasa bersalah terhadap keadaan, semakin banyak kita menyemai perilaku buruk anak kita. Semakin kita memaklumi perilaku buruk yang diperbuat anak, akan semakin sering ia melakukannya. Sebagian besar perilaku anak bermasalah yang pernah saya (penulis) hadapi banyak bersumber dari cara berpikir orang tuanya yang seperti ini.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?
Apa pun yang bisa kita berikan secara benar pada anak kita adalah hal yang terbaik. Kita tidak bisa membandingkan kondisi sosial ekonomi dan waktu kita dengan orang lain. Tiap keluarga memiliki masalah yang unik, tidak sama. Ada orang yang punya kelebihan pada aspek finansial, tapi miskin waktu bertemu dengan anak, dan sebaliknya. Jangan pernah memaklumi hal yang tidak baik. Lakukanlah pendekatan kualitas jika kita hanya punya sedikit waktu. Gunakan waktu yang minim itu untuk bisa berbagi rasa sepenuhnya antara sisa2 tenaga kita, memang tidak mudah. Tapi lakukanlah demi mereka dan keluarga kita, anak akan terbiasa.

13. Mudah Menyerah dan Pasrah
Setiap manusia memiliki watak yang berbeda-beda, ada yang lembut dan ada yang keras. Dominan plegmatis adalah ciri watak yang dimiliki oleh sebagian orang tua yang kurang tegas, mudah menyerah, selalu takut salah dan cenderung mengalah, pasrah. Konflik ini biasanya terjadi bila seorang yang plegmatis mempunyai anak yang berwatak keras. Dalam kondisi kita sebagai orang tua yang tidak tegas dan mudah menyerah, si anak justru keras dan lebih tegas. Akibatnya dalam banyak hal, si anak jauh lebih dominan dan mengatur orang tuanya. Akibat lebih lanjut, orang tua sulit mengendalikan perilaku anaknya dan cenderung pasrah. Saya [penulis] sering mendengar ucapan dari para orang tua yang dominan plegmatis, “Duh… anak saya itu memang keras betul… saya sudah nggak sanggup lagi mengaturnya.” Atau, “Biar sajalah apa maunya, saya sudah nggak sanggup lagi mendidiknya”.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?
Belajarlah dan berusahalah dengan keras untuk menjadi lebih tegas dalam mengambil keputusan, tingkatkan watak keteguhan hati dan pantang menyerah. Jika perlu ambil orang-orang yang kita anggap tegas untuk jadi penasihat harian kita.

14. Marah Yang Berlebihan
Kita seringkali menyamakan antara mendidik dengan memarahi. Perlu untuk selalu diingat, memarahi adalah salah satu cara mendidik yang paling buruk. Pada saat memarahi anak, kita tidak sedang mendidik mereka, melainkan melampiaskan tumpukan kekesalan kita karena kita tidak bisa mengatasi masalah dengan baik. Marah juga seringkali hanya berupa upaya untuk melemparkan kesalahan pada pihak lain [dan biasanya yang lebih lemah, kalau sama yang lebih kuat, ya takut].

Apa yang sebaiknya kita lakukan?
Jangan pernah bicara pada saat marah! Jadi tahanlah dengan cara yang nyaman untuk kita lakukan seperti masuk kamar mandi atau pergi menghindar, sehingga amarah mereda. Yang perlu dilakukan adalah bicara “tegas” bukan bicara “keras”. Bicara yang tegas adalah dengan nada yang datar, dengan serius dan menatap wajah serta matanya dalam dalam. Bicara tegas adalah bicara pada saat pikiran kita rasional, sedangkan bicara keras adalah pada saat pikiran kita dikuasai emosi.

Satu contoh lagi yang kurang baik, pada saat marah biasanya kita emosi dan mengucapkan/ melakukan hal-hal yang kelak kita sesali, setelah ini terjadi, biasanya kita akan menyesal dan berusaha memperbaikinya dengan memberikan dispensasi atau membolehkan hal-hal yang sebelumnya kita larang. Bila hal ini berlangsung berulang kali, maka anak kita akan selalu berusaha memancing amarah kita, yang ujung-ujungnya si anak menikmati hasilnya. Anak yang sering dimarahi cenderung tidak jadi lebih baik kok.

15. Gengsi untuk Menyapa
Kita pasti pernah mengalami bahwa kita terlanjur marah besar pada anak, biasanya amarah terbawa lebih dari sehari, akibat dari rasa kesal yang masih tersisa dan rasa gengsi, kita enggan menyapa anak kita. Masing-masing pihak menunggu untuk memulai kembali hubungan yang normal.

Apa yang harus kita lakukan agar komunikasi mencair kembali? Siapa yang seharusnya memulai? Kita sebagai orang tua lah yang seharusnya memulai saat anak mulai menunjukkan tanda-tanda perdamaian dan mengikuti keinginan kita. Dengan cara ini kita dapat menunjukkan pada anak bahwa kita tidak suka pada sikap sang anak, bukan pada pribadinya.

16. Memaklumi yang Tidak pada Tempatnya
Ini biasanya terjadi pada kebanyakan orang tua konservatif. Misalnya melihat anak laki-laki yang suka usil, nakal banget dan suka mengacak-acak, orang tuanya cenderung mengatakan, “Yah… anak cowok emang harus bandel” atau saat melihat kakak adik sedang jambak-jambakan, mamanya bilang, “Maklumlah… namanya juga anak-anak”. Atau bahkan ketika si anak memukul teman atau mbaknya, orang tua masih juga sempat berkelit dengan mengatakan “Ya begitu deh, maklumlah namanya juga anak-anak. Nggak sengaja…”

Bila kita selalu memaklumi tindakan keliru yang dilakukan anak-anak, otomatis si anak berpikir perilakunya sudah benar, dan akan jadi sangat buruk kalau terbawa sampai ke dewasa.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?
Kita tidak perlu memaklumi hal yang tidak perlu dimaklumi kok, kita harus mendidik setiap anak tanpa kecuali sesuai dengan sifat dasarnya. Setiap anak bisa dididik dengan tegas [ingat, bukan keras] sejak usia 2 tahun. Semakin dini usianya, semakin mudah untuk dikelola dan diajak kerja sama. Anak kita akan mau bekerja sama selama kita selalu mengajaknya dialog dari hati ke hati, tegas, dan konsisten. Ingat, tidak perlu menunggu hingga usianya beranjak dewasa, karena semakin bertambah usia, semakin tinggi tingkat kesulitan untuk mengubah perilaku buruknya.

17. Penggunaan Istilah yang Tidak Jelas Maksudnya
Seberapa sering kita sebagai orang tua mengungkapkan pernyataan seperti, “Awas ya, kalau kamu mau diajak sama Mama/ Papa, tidak boleh nakal!” atau, “Awas ya, kalau nanti diajak sama Mama/ Papa, jangan bikin malu Mama”, bisa juga terungkap, “Kalau mau jalan-jalan ke taman bermain, jangan macam-macam, ya”.

Nah, tanpa disadari kita seringkali menggunakan istilah-istilah yang sulit dimengerti ataupun bermakna ganda. Istilah ini akan membingungkan anak kita. Dalam benak mereka bertanya, apa yang dimaksud dengan nakal, tingkah laku apa yang termasuk dalam kategori nakal, begitu pula dengan istilah “jangan macam macam”, perilaku apa yang termasuk kategori “macam macam”. Selain bingung, mereka juga akan menebak-nebak arti dari istilah istilah tersebut.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?
Bicaralah dengan jelas dan spesifik, misalnya “Sayang, kalau kamu mau ikut Mama/ Papa, tidak boleh minta mainan, permen, dan tidak boleh berteriak teriak di kasir seperti kemarin, ya”. Hal ini penting agar anak mengetahui batasan-batasan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, serta jangan lupa menyepakati apa konsekuensinya bila kesepakatan ini dilanggar.

18. Mengharap Perubahan Instan
Kita terbiasa hidup dalam budaya yang serba instant, seperti mie instan, susu instan, teh instan. Sehingga jika anak berbuat salah, kita sering ingin sebuah perubahan yang instan pula, misalnya ketika biasa terlambat bangun, tidak membereskan tempat tidur, sulit dimandikan, kita ingin agar anak kita berubah total dalam jangka waktu sehari.

Apabila kita sering memaksakan perubahan pada anak kita dalam waku singkat tanpa tahapan yang wajar, kemungkinan besar anak sulit memenuhinya. Dan ketika ia gagal dalam memenuhi keinginan kita, ia akan frustasi dan tidak yakin bisa melakukanannya lagi. Akibatnya ia memilih untuk melakukan perlawanan seperti banyak bikin alasan, acuh tak acuh, atau marah-marah pada adiknya.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?
Jika kita mengharapkan perubahan kebiasaaan pada anak, berikanlah waktu untuk tahapan-tahapan perubahan yang rasional untuk bisa dicapainya. Hindari target perubahan yang tidak mungkin bisa dicapainya. Bila mungkin, ajaklah ia untuk melakukan perubahan dari hal yang paling mudah. Biarkanlah ia memilih hal yang paling mudah menurutnya untuk diubah. Keberhasilannya untuk melakukan perubahan tersebut memotivasi anak untuk melakukan perubahan lainnya yang lebih sulit. Puji dan jika perlu rayakan keberhasilan yang dicapainya, sekecil dan sesederhana apapun perubahan itu. Hal ini untuk menunjukkan betapa seriusnya perhatian kita terhadap usaha yang telah dilakukannya. Pusatkan perhatian dan pujian kita pada usahanya, bukan pada hasilnya.

19. Pendengar yang Buruk
Sebagian besar orang tua adalah pendengar yang buruk bagi anak anaknya. Benarkah? Bila ada suatu masalah yang terjadi pada anak, orang tua lebih suka menyela, langsung menasehati tanpa mau bertanya permasalahannya serta asal-usul kejadiannya.

Sebagai contoh, anak kita baru saja pulang sekolah yang mestinya pulangnya siang, dia datang di sore hari. Kita tidak mendapat keterangan apapun darinya atas keterlambatan tersebut. Tentu saja kita kesal menunggu dan sekaligus khawatir. Lalu pada saat anak kita sampai dan masih lelah, kita langsung menyambutnya dengan serentetan pertanyaan dan omelan. Bahkan setiap kali anak hendak bicara, kita selalu memotongnya. Akibatnya ia malah tidak mau bicara dan marah pada kita. Bila kita tidak berusaha mendengarkan mereka, maka mereka pun akan bersikap seperti itu pada kita dan akan belajar mengabaikan kita.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?
Jika kita tidak menghendaki hal ini terjadi, maka mulai saat ini jadilah pendengar yang baik. Perhatikan setiap ucapannya. Ajukan pertanyaan pertanyaan untuk menunjukkan ketertarikan kita akan persoalan yang dihadapinya.

20. Selalu menuruti Permintaan Anak
Apakah anak kita adalah anak semata wayang? Atau anak laki-laki yang ditunggu-tunggu dari beberapa anak perempuan, kakak-kakaknya? Atau mungkin anak yang sudah bertahun-tahun ditunggu-tunggu? Fenomena ini seringkali menjadikan orang tua teramat sayang pada anaknya, sehingga ia menerapkan pola asuh open bar, atau mau apa saja boleh atau dituruti.

Seperti Radja Ketjil, semakin hari tuntutannya semakin aneh dan kuat, jika ini sudah menjadi kebiasaan akan sulit sekali membendungnya. Anak yang dididik dengan cara ini akan menjadi anak yang super egois, tidak kenal toleransi, dan tidak bisa bersosialisasi.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?
Betapapun sayangnya kita pada anak, janganlah pernah memberlakukan pola asuh seperti ini. Rasa sayang tidak harus ditunjukkan dengan menuruti segala kemauannya. Jika kita benar sayang, maka kita harus mengajarinya tentang nilai baik dan buruk, yang benar dan yang salah, yang boleh dan yang tidak. Jika tidak, rasa sayang kita akan membuat membuatnya jadi anak yang egois dan ‘semau gue’. Inilah yang dalam bahasa awam sering disebut anak manja.

21. Terlalu Banyak Larangan
Ini adalah kebalikan dari kebiasaan di atas. Bila kita termasuk orang tua yang berkombinasi Melankolis dan Koleris, kita mesti berhati-hati karena biasanya kombinasi ini menghasilkan jenis orang tua yang “Perfectionist”. Orang tua jenis ini cenderung ingin menjadikan anak kita seperti apa yang kita inginkan secara SEMPURNA, kita cenderung membentuk anak kita sesuai dengan keinginan kita; anak kita harus begini, tidak boleh begitu; dilarang melakukan ini dan itu.

Pada saatnya anak tidak tahan lagi dengan cara kita. Ia pun akan melakukan perlawanan, baik dengan cara menyakiti diri (jika anak kita tipe sensitif) atau dengan perlawanan tersembunyi (jika anak kita tipe keras) atau dengan perang terbuka (jika anak kita tipe ekspresif keras). Oleh karena itu, kurangilah sifat perfeksionis kita, Berilah izin kepada anak untuk melakukan banyak hal yang baik dan positif.

Berlatihlah untuk selalu berdialog agar kita bisa melihat dan memahami sudut pandang orang lain. Bangunlah situasi saling mempercayai antara anak dan kita. Kurangilah jumlah larangan yang berlebihan dengan meminta pertimbangan pada pasangan kita. Gunakan kesepakatan-kesepakatan untuk memberikan batas yang lebih baik. Misalnya, "Kamu boleh keluar tapi jam 9 malam harus sudah tiba di rumah. Jika kemungkinan pulang terlambat, segera beri tahu Papa/ Mama".

22. Terlalu Cepat Menyimpulkan
Ini adalah gejala lanjutan jika kita sebagai orang tua yang mempunyai kebiasaan menjadi pendengar yang buruk. Kita cenderung memotong pembicaraan pada saat anak kita sedang memberi penjelasan, dan segera menentukan kesimpulan akhir yang biasanya cenderung memojokkan anak kita. Padahal kesimpulan kita belum tentu benar, dan bahkan seandainya benar, cara seperti ini akan menyakitkan hati anak kita.

Seperti contoh anak yang pulang terlambat. Pada saat anak kita pulang terlambat dan hendak menjelaskan penyebabnya, kita memotong pembicaraannya dengan ungkapan, “Sudah! Nggak pake banyak alasan.” Atau “Ah, Papa/ Mama tahu, kamu pasti main ke tempat itu lagi kan?!”.

Jika kita melakukan kebiasaan ini terus-menerus, anak-akan berpikir kita adalah orang tua ST 001 [alias Sok Tau Nomor Satu], yang tidak mau memahami keadaan dan menyebalkan. Lalu mereka tidak mau bercerita atau berbicara lagi, dan akibat selanjutnya sang anak akan benar-benar melakukan hal-hal yang kita tuduhkan padanya. Ia tidak mau mendengarkan nasehat kita lagi, dan pada tahapan terburuk, dia akan pergi pada saat kita sedang berbicara padanya. Pernahkah Anda mengalami hal ini?

Apa yang sebaiknya kita lakukan?
Jangan pernah memotong pembicaraan dan mengambil kesimpulan terlalu dini. Tak seorang pun yang suka bila pembicaraannya dipotong, apalagi ceritanya disimpulkan oleh orang lain. Dengarkan, dengarkan, dan dengarkan sambil memberikan tanggapan positif dan antusias. Ada saatnya kita akan diminta bicara, tentunya setelah anak kita selesai dengan ceritanya. Bila anak sudah membuka pertanyaan, “Menurut Papa/ Mama bagaimana?” artinya ia sudah siap untuk mendengarkan penuturan atau komentar kita.

23. Mengungkit kesalahan masa lalu
Kebiasan menjadi pendengar yang buruk dan terlalu cepat menyimpulkan akan dilanjutkan dengan penutup yang tidak kalah menyakitkan hati anak kita, yakni dengan mengungkit-ungkit catatan kesalahan yang pernah dibuat anak kita. Contohnya, “Tuh kan, Papa/ Mama bilang apa? Kamu tidak pernah mau dengerin sih, sekarang kejadian, kan? Makanya dengerin kalau orang tua ngomong. Dasar kamu emang anak bodoh sih.”

Kita berharap dengan mengungkit kejadian masa lalu, anak akan belajar dari masalah. Namun yang terjadi adalah sebaliknya, ia akan sakit hati dan berusaha mengulangi kesalahannya sebagai tindakan balasan dari sakit hatinya.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?
Jika kita tidak ingin anak berperilaku buruk lagi, janganlah mengungkit-ungkit masa lalunya. Cukup dengan tatapan mata, jika perlu rangkullah ia. Ikutlah berempati sampai dia mengakui kesalahan dan kekeliruannya. Ucapkan pernyataan seperti “manusia itu tempatnya salah dan lupa, semoga ini menjadi pelajaran berharga buat kamu”, atau “Papa/ Mama bangga kamu bisa menemukan hikmah positif dari kejadian ini”. Jika ini yang kita lakukan, maka selanjutnya dia akan lebih mendengar nasehat kita. Coba dan buktikanlah!

24. Suka Membandingkan
Hal yang paling menyebalkan adalah saat kita dibandingkan dengan orang lain. Bila kita sedang berada di suatu acara dan bertemu dengan orang yang berpakaian hampir sama atau berwarna sama, kita merasa tidak nyaman untuk berdekatan. Apalagi jika dibanding-bandingkan.

Secara psikologis, kita sangat tdiak suka bila keberadaan kita baik secara fisik atau sifat-sifat kita dibandingkan dengan orang lain. Coba ingat-ingatlah pengalaman kita saat ada orang yang membandingkan kita, bagaimana perasaan kita saat itu?

Tetapi anehnya, kebanyakan orang tua entah kenapa justru sering melakukan hal ini pada anaknya. Misal membandingkan anak yang malas dengan yang rajin. Anak yang rapi dengan yang banyak omong. Anak yang cekatan dengan anak yang lamban. Terutama juga anak yang mendapat nilai tinggi di sekolah dengan anak yang nilainya rendah. Ungkapan yang sering terdengar biasanya seperti, “Coba kamu mau rajin belajar seperti adikmu, maka pasti nilai kamu tidak seperti ini!”.

Jika kita tetap melakukan kebiasaan ini, maka ada beberapa akibat yang langsung kita rasakan; anak kita makin tidak menyukai kita. Anak yang dibanding-bandingkan akan iri dan dengki dengan yang dibandingkan. Anak yang menjadi bahan pembanding akan merasa arogan dan tinggi hati.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?
Tiap manusia terlahir dengan karakter dan sifat yang unik. Maka jangan sekali-kali membandingkan satu dengan yang lainnya. Catatlah perubahan perilaku masing-masing anak. Jika ingin membandingkan, bandingkanlah dengan perilaku mereka di masa lalu, ataupun dengan nilai-nilai ideal yang ingin mereka capai. Misalnya, “Eh, biasanya anak Papa/ Mama suka merapikan tempat tidur, kenapa hari ini nggak ya?”

25. Paling Benar dan Paling Tahu Segalanya
Egosentris adalah masa alamiah yang terjadi pada anak usia 1-3 tahun. Usia tersebut adalah masa ketika anak merasa paling benar dan memaksakan kehendaknya. Tapi entah mengapa ternyata sifat ini terbawa dan masih banyak dimiliki oleh para orang tua. Contoh ungkapan orang tua, “Ah, kamu ini anak bau kencur, tahu apa kamu soal hidup.” Atau, “Kamu tahu nggak, kalo Papa/ Mama ini sudah banyak makan asam garam kehidupan, jadi nggak usah kamu nasehatin Papa/ Mama!”.

Jika kita memiliki kebiasaan semacam ini, maka kita membuat proses komunikasi dengan anak mengalami jalan buntu. Meskipun maksud kita adalah untuk menunjukkan superioritas kita di depan anak, tapi yang ditangkap anak adalah semacam kesombongan yang luar biasa, dan tentu saja tak seorang pun mau mendengarkan nasehat orang yang sombong.

Apa yang seharusnya kita lakukan?
Seringkali usia dijadikan acuan tentang banyaknya pengetahuan juga banyaknya pengalaman. Pada zaman dulu hal ini bisa jadi benar, namun untuk saat ini, kondisi itu tidak berlaku lagi. Siapa yang lebih banyak mendapatkan informasi dan mengikuti kegiatan kegiatan, maka dialah yang lebih banyak tahu dan berpengalaman.

Jadi janganlah merasa menjadi orang yang paling tahu, paling hebat, paling alim. Dengarkanlah setiap masukan yang datang dari anak kita.

26. Saling Melempar Tanggung Jawab
Mendidik anak terutama menjadi tanggung jawab orang tua, yaitu ayah dan ibu. Bila kedua belah pihak merasa kurang bertanggung jawab, maka proses pendidikan anak akan terasa timpang dan jauh dari berhasil. Celakanya lagi, bila orang tua sudah mulai merasakan dampak perlawanan dari anak anaknya, yang sering terjadi malah saling menyalahkan satu sama lain.

Pernyataan yang kerap muncul adalah, “Kamu emang nggak becus ngedidik anak”, dan kemudian dibalas “Enak aja lo ngomong begitu, nah kamu sendiri, selama ini ke mana aja?!”. Jika cara ini yang dipertahankan di keluarga, akankah menyelesaikan masalah? Tunggu saja hasilnya, pasti orang tualah yang akan menuai hasilnya, sang anak akan merasa perilaku buruknya adalah bukan karena kesalahannya, tapi karena ketidakbecusan salah satu orang tuanya. Jelas anak kita akan merasa terbela dan semakin berperilaku buruk.

Apa yang seharusnya kita lakukan?
Hentikan saling menyalahkan. Ambillah tanggung jawab kita selaku orang tua secara berimbang. Keberhasilan pendidikan ada di tangan orang tua. Pendidikan adalah kerja sama tim, dan bukan individu. Jangan pakai alasan tidak ada waktu, semua orang sama-sama memiliki waktu 24 jam sehari, jadi aturlah waktu kita dengan berbagai macam cara dan kompaklah selalu dengan pasangan kita. Selalu lakukan introspeksi diri sebelum introspeksi orang lain.

27. Kakak Harus Selalu Mengalah
Di negeri ini terdapat kebiasaan bahwa anak yang lebih tua harus selalu mengalah pada saudaranya yang lebih muda. Tampaknya hal itu sudah menjadi budaya. Tapi sebenarnya, adakah dasar logikanya dan di mana prinsip keadilannya?

Ada satu contoh nyata seperti berikut:
Ada seorang kakak-beradik, si kakak bernama Dita dan si adik bernama Rafiq. Neneknya selaku pengasuh utama selalu memarahi Dita ketika Rafiq menangis. Tanpa mengetahui duduk persoalan serta siapa yang salah dan benar, si Nenek selalu membela si adik dan melimpahkan kesalahan pada kakaknya. “Kamu ini gimana, sih? Sudah besar kok tidak mau mengalah sama adiknya.” Begitulah ucapan yang keluar dari mulut si Nenek. Terkadang dibumbui cubitan pada kakaknya.

Apa yang terjadi selanjutnya? Dita menjadi anak yang tidak memiliki rasa percaya diri. Ia pun mulai membenci adiknya. Lama kelamaan Dita mulai banyak melawan ketidakadilan ini, dan yang terjadi kemudian adalah kedua bersaudara ini makin sering bertengkar. Sementara Rafiq yang selalu dibela-bela menjadi makin egois dan makin berani menyakiti kakaknya, selalu merasa benar dan memberontak. Sang nenek perlahan-lahan menobatkannya sebagai Radja Ketjil yang lalim di tengah keluarga ini.

Apa yang seharusnya kita lakukan?
Anak harus diajari untuk memahami nilai benar dan salah atas perbuatannya terlepas dari apakah dia lebih muda atau lebih tua. Nilai benar dan salah tidak mengenal konteks usia. Benar selalu benar dan salah selalu salah berapapun usia pelakunya. Berlakulah adil. Ketahuilah informasi secara lengkap sebelum mengambil keputusan. Jelaskan nilai benar dan salah pada masing masing anak, buat aturan main yang jelas yang mudah dipahami oleh anak anak Anda.

28. Menghukum Secara Fisik
Dalam kondisi emosi, kita cenderung sensitif oleh perilaku anak, dimulai dengan suara keras, dan kemudian meningkat menjadi tindakan fisik yang menyakiti anak. Jika kita terbiasa dengan keadaan ini, kita telah mendidiknya menjadi anak yang kejam dan trengginas, suka menyakiti orang lain dan membangkang secara destruktif. Perhatikan jika mereka bergaul dengan teman sebayanya. Percaya atau tidak, anak akan meniru tindakan kita yang suka memukul. Anak yang suka memukul temannya pada umumnya adalah anak yang sering dipukuli di rumahnya.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?
Jangan pernah sekalipun menggunakan hukuman fisik kepada anak, mencubit, memukul, atau menampar bahkan ada juga yang pakai alat seperti cambuk, sabuk, rotan, atau sabetan.
Gunakanlah kata-kata dan dialog, dan jika cara dialog tidak berhasil maka cobalah evaluasi diri kita. Temukanlah jenis kebiasaan yang keliru yang selama ini telah kita lakukan dan menyebabkan anak kita berperilaku seperti ini.

29. Menunda atau Membatalkan Hukuman
Kita semua tahu bahaya yang luar biasa dari merokok, mulai dari kanker, impotensi, sampai gangguan kehamilan dan janin. Tapi mengapa masih banyak yang tidak peduli dan tetap membandel untuk terus menjadi ahli hisap? Jelas karena akibat dari rokok itu terjadi kemudian dan bukan seketika itu juga.

Begitu juga dengan anak kita. Jika anda menjanjikan sebuah konsekuensi hukuman atau sanksi bila anak berperilaku buruk, jangan menunggu waktu yang terlalu lama, menunda, atau bahkan membatalkan karena alasan lupa atau kasihan.

Bila telah terjadi kesepakatan antara kita dan anak seperti tidak boleh minta-minta dibelikan permen atau mainan dan ternyata anak mencoba-coba untuk merengek, kita ingatkan kembali pada kepadanya tentang kesepakatan yang kita buat bersama. Anak biasanya akan berhenti merengek. Namun sayangnya kietika anak berhenti merengek, kita menganggap masalah sudah selesai dan akhirnya kita menunda atau bahkan membatalkan hukuman entah karena lupa atau kasihan. Apa akibatnya? Anak akan mempunyai anggapan bahwa kita hanya omong doang, dan mereka akan mempunyai tendensi untuk melanggar kesepakatan karena hukuman tidak dilaksanakan.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?
Jila kita sudah mempunyai kesepakatan dan anak melanggarnya, maka sanksi harus dilaksanakan, jika kita kasihan, kita bisa mengurangi sanksinya, dan usahakan hukumanya jangan bersifat fisik, tapi seperti pengurangan bobot kesukaan mereka seperti jam bermain, menonton TV, ataupun bermain video game.

30. Terpancing Emosi
Jika ada keinginannya yang tidak terpenhi anak sering kali rewel atau merengek, menangis, berguling, dsb, dengan tujuan memancing emosi kita yang pada akhirnya kita marah atau malah mengalah. Jika kita terpancing oleh emosi anak, anak akan merasa menang, dan merasa bisa megendalikan orang tuanya. Anak akan terus berusaha mengulanginya pada kesempatan lain dengan pancingan emosi yang lebih besar lagi.

Apa yang seharusnya kita lakukan?
Yang terbaik adalah diam, tidak bicara, dan tidak menanggapi. Jangan pedulikan ulah anak kita. Bila anak menangis katakan padanya bahwa tangisannya tidak akan mengubah keputusan kita. Bila anak tidak menangis tapi tetap berulah, kita katakan saja bahwa kita akan mempertimbangkan keputusan kita dengan catatan si anak tidak berulah lagi. Setelah pernyataan itu kita keluarkan, lakukan aksi diam. Cukup tatap dengan mata pada anak kita yang berulah, hingga ia berhenti berulah. Bila proses ini membutuhkan waktu lebih dari 30 menit tabahlah untuk melakukannya. Dalam proses ini kita jangan malu pada orang yang memperhatikan kita, dan jangan pula ada orang lain yang berusaha menolong anak kita yang sedang berulah tadi… SEKALI KITA BERHASIL MEMBUAT ANAK KITA MENGALAH, MAKA SELANJUTNYA DIA TIDAK AKAN MENGULANGI UNTUK YANG KEDUA KALINYA.

31. Menghukum Anak Saat Kita Marah
Hal yang perlu kita perhatikan dan selalu ingat adalah jangan pernah memberikan sanksi atau hukuman apa pun pada anak ketika emosi kita sedang memuncak. Pada saat emosi kita sedang tinggi, apa pun yang keluar dari mulut kita, baik dalam bentuk kata-kata maupun hukuman akan cenderung menyakiti dan menghakimi dan tidak menjadikan anak lebih baik. Kejadian tersebut akan membekas meski ia telah beranjak dewasa. Anak juga bisa mendendam pada orang tuanya karena sering mendapatkan perlakuan di luar batas.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?
  • Bila kita sedang sangat marah segeralah menjauh dari anak. Pilihlah cara yang tepat untuk bisa menurunkan amarah kita dengan segera.
  • Saat marah kita cenderung memberikan hukuman yang seberat-beratnya pada anak kita, dan hanya akan menimbulkan perlawanan baru yang lebih kuat dari anak kita, sementara tujuan pemberian sanksi adalah untuk menyadarkan anak supaya ia memahami perilaku buruknya. Setelah emosi reda, barulah kita memberikan hukuman yang mendidik dan tepat dengan konteks kesalahan yang diperbuat. Ingat, prinsip hukuman adalah untuk mendidik, bukan menyakiti. Pilihlah bentuk sanksi atau hukuman yang mengurangi aktivitas yang disukainya, seperti mengurangi waktu main game, atau bermain sepeda.
32. Mengejek
Orang tua yang biasa menggoda anaknya, seringkali secara tidak sadar telah membuat anak menjadi kesal. Dan ketika anak memohon kepada kita untuk tidak menggodanya, kita malah semakin senang telah berhasil membuatnya kesal atau malu. Hal ini akan membangun ketidaksukaan anak pada kita dan yang sering terjadi anak tidak menghargai kita lagi. Mengapa? Karena ia menganggap kita juga seperti teman-temannya yang suka menggodanya.

Apa yang seharusnya kita lakukan?
Jika ingin bercanda dengan anak kita, pilihlan materi bercanda yang tidak membuatnya malu atau yang merendahkan dirinya. Akan jauh lebih baik jika seolah-olah kitalah yang jadi badut untuk ditertawakan. Anak kita tetap akan menghormati kita sesudah acara canda selesai. Jagalah batas-batas dan hindari bercanda yang bisa membuat anak kesal apalagi malu. Bagimana caranya? Lihat ekspresi anak kita. Apakah kesal dan meminta kita segera menghentikannya? Bila ya, segeralah hentikan dan jika perlu meminta maaflah aytas kejadian yang baru terjadi. Katakan bahwa kita tidak bermaksud merendahkannya dan kita berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

33. Menyindir
Terkadang karena saking marahnya orang tua sering mengungkapkannya dengan kata2 singkat yang pedas dengan maksud menyindir, seperti, “Tumben hari gini sudah pulang”, atau “Sering2 aja pulang malem!” atau ”Memang kamu pikir Mama/ Papa in satpam yang jaga pintu tiap malam?”

Kebiasaan ini tidak akan membuat anak kita menyadari akan perilaku buruknya, tapi malah sebaliknya akan membuat ia semakin menjadi-jadi dan menjaga jarak dengan kita. Kita telah menyakiti hatinya dan membuatnya tidak ingin berkomunikasi dengan kita.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?
Katakanlah secara langsung apa yang kita inginkan dengan kalimat yang tidak menyinggung perasaan, memojokkan bahkan menyakiti hatinya. Katakan saja, “Sayang, Papa/ Mama khawatir akan keselamatan kamu lho, kalo kamu pulang terlalu malam”. Dan sejenisnya.

34. Memberi julukan yang buruk
Kebiasaan memberikan julukan yang buruk pada anak bisa mengakibatkan rasa rendah diri, tidak percaya diri/mimder, kebencian juga perlawanan. Adakalanya anak ingin membuktikan kehebatan julukan atau gelar tersebut pada orang tuanya.
Solusinya
Mengganti julukan buruk dengan yang baik, seperti, anak baik, anak hebat, anak bijaksana. Jika tidak bisa menemukannya cukup dengan panggil dengan nama kesukaannya saja.

35. Mengumpan Anak yang Rewel
Pada saat anak marah, merengek atau menangis, meminta sesuatu dengan memaksa, kita biasanya mengalihkan perhatiannya kepada hal atau barang lain. Hal ini dimaksudkan supaya anak tidak merengek lagi. Namun yang terjadi malah sebaliknya, rengekan anak semakin menjadi-jadi. Contohnya, anak menangis karena ia minta dibelikan mainan, Kemudian kita berusaha membuatnya diam dengan berusaha mengalihkan perhatiannya seperti, ”Tuh lihat, tuh, ada kakak pake baju warna apa tuh…” atau, ”Lihat ini lihat, gambar apa, ya, lucu banget?”

Ingatlah selalu, pada saat anak kita sedang fokus pada apa yang diinginkannya, ia akan memancing emosi kita dan emosinya sendiri akan menjadi sensitif. Anak kita pada umumnya adalah anak yang cerdas. ia tidak ingin dialihkan ke hal lain jika masalah ini belum ada kata sepakat penyelesaiannya. Semakin kita berusaha mengalihkan ke hal lain, semakin marahlah anak kita.

Apa yang sebaiknya dilakukan?
Selesaikan apa yang diinginkan oleh anak kita dengan membicarakannya dan membuat kesepakatan di tempat, jika kita belum sempat membuat kesepakatan di rumah. Katakan secara langsung apa yang kita inginkan terhadap permintaan anak tesebut, seperti “Papa/ Mama belum bisa membelikan mainan itu saat ini. Jika kamu mau, harus menabung lebih dahulu. Nanti Papa/ Mama ajari cara menabung. Bila kamu terus merengek, kita tidak jadi jalan-jalan dan langsung pulang.” Jika kalimat ini yang kita katakan dan anak kita tetap merengek, segeralah kita pulang meski urusan belanja belum selesai. Untuk urusan belanja kita masih bisa menundanya. Tapi jangan sekali-kali menunda dalam mendidik anak.

36. Televisi sebagai agen Pendidikan Anak
Perilaku anak terbentuk karena 4 hal:
  • Berdasar kepada siapa yang lebih dulu mengajarkan kepadanya; kita atau TV?
  • Oleh siapa yang dia percaya; apakah anak percaya pada kata-kata kita atau ketepatan waktu program-program TV?
  • Oleh siapa yang meyampaikannya lebih menyenangkan; apakah kita menasehatinya dengan cara menyenangkan atau program-program TV yang lebih menyenangkan?
  • Oleh siapa yang sering menemaninya; kita atau TV?
Apa yang seharusnya kita lakukan?
  • Bangun komunikasi dan kedekatan dengan mengevaluasi 4 hal tersebut yang menjadi faktor pembentuk perilaku anak kita.
  • Menggantinya dengan kegiatan di rumah atau di luar rumah yang padat bagi anak-anaknya.
  • Gantilah program TV dengan film-film pengetahuan yang lebih mendidik dan menantang mulai dari kartun hingga CD dalam bentuk permainan edukatif.
37. Mengajari Anak untuk Membalas
Sebagian anak ada yang memiliki kecenderungan suka memukul dan sebagian lagi menjadi objek penderita dengan lebih banyak menerima pukulan dari rekan sebayanya. Sebagian orang tua biasanya tidak sabar melihat anak kita disakiti dan memprovokasi anak kita unutuk membalasnya. Hal ini secara tidak langsung mengajari anak balas dendam. Sebab pada saat itu emosi anak sedang sensitif dan apa yang kita ajarkan saat itu akan membekas. Jangan kaget bila anak kita sering membalas atau membalikkan apa yang kita sampaikan kepadanya.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?:
  • Mengajarkan anak untuk menghindari teman-teman yang suka menyakiti.
  • Menyampaikan pada orang tua yang bersangkutan bahwa anak kita sering mendapat perlakuan buruk dari anaknya.
  • Ajaklah orang tua anak yang suka memukul untuk mengikuti program parenting baik di radio atau media lainnya.
http://whatanews.net/?p=661